Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Purbaya: Tarif Pajak Tidak Naik Sampai Pertumbuhan Ekonomi Capai 6 Persen

Kompas.com - 28/10/2025, 21:15 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa pemerintah tidak berencana menaikkan tarif pajak sebelum pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6 persen.

“Saya akan menaikkan pajak pada waktu (ekonomi) tumbuhnya di atas 6 persen. Anda (masyarakat) akan senang juga bayar pajaknya,” ujar Purbaya dalam kegiatan “Sarasehan 100 Ekonom Indonesia” di Jakarta, seperti dikutip Antara, Selasa (28/10/2025).

Hal ini ia sampaikan untuk menanggapi kekhawatiran bahwa kenaikan tarif pajak berpotensi menurunkan pendapatan, yang bisa dibelanjakan masyarakat setelah memenuhi kebutuhan pokok dan kewajiban dasar (disposable income).

Baca juga: Rieke “Oneng” Teriak ke Menkeu Pesantren Ditagih Pajak: Tolong Kang Purbaya!

Strategi stimulasi ekonomi tanpa kenaikan pajak

Purbaya menjelaskan, sejauh ini pemerintah lebih memilih menstimulasi pertumbuhan ekonomi melalui langkah pemindahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) APBN di Bank Indonesia ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

Kebijakan ini diharapkan bisa mendorong pembangunan dari sisi fiskal sekaligus menjaga perputaran uang di sektor swasta tetap lancar.

“Saya akan monitor itu ke depan dengan hati-hati. Jadi, Anda nggak usah takut. Kalau saya menaikkan pajak, Anda akan susah,” katanya.

Sebelumnya, Purbaya telah menunda kewajiban niaga elektronik (e-commerce) untuk memungut Pajak Penghasilan (PPh) 22 dari pedagang hingga pertumbuhan ekonomi tercatat di atas 6 persen.

Baca juga: Program Pemutihan Pajak Kendaraan Oktober 2025, Simak Syaratnya

Langkah ini diambil untuk memastikan ekonomi masyarakat sudah pulih.

Kebijakan serupa juga diterapkan terkait wacana kenaikan tarif iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Dengan strategi ini, pemerintah berharap penerimaan pajak bisa meningkat melalui dorongan perputaran ekonomi alih-alih menaikkan tarif pajak.

Pemindahan dana pemerintah ke Himbara menjadi salah satu strategi Purbaya untuk menggerakkan sektor riil melalui kredit perbankan.

Pertumbuhan ekonomi dan pengawasan pajak

Purbaya menambahkan, ketika ekonomi tumbuh lebih cepat, serapan penerimaan negara juga akan meningkat secara signifikan.

Di sisi lain, pemerintah akan memperketat pengawasan di bidang perpajakan, kepabeanan, dan cukai untuk menekan praktik penyelewengan, termasuk underinvoicing.

Untuk pengawasan pajak, Purbaya menaruh kepercayaan pada sistem teknologi informasi (IT) Kemenkeu, termasuk Coretax, yang dirancang untuk menekan pelanggaran pajak dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Baca juga: 11 Provinsi yang Gelar Program Pemutihan Pajak Kendaraan Oktober 2025

 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Jawa Tengah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau