Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asa UMKM Rajutan Bandung Bertahan di Tengah Gempuran Barang Impor

Kompas.com - 29/05/2025, 10:00 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Di tengah lonjakan harga bahan baku benang dan maraknya produk rajutan impor yang membanjiri pasar, UMKM perajin rajut asal Bandung tetap bertahan dengan semangat dan kreativitas.

Koordinator Kampung Rajut, Eka Rahmat Jaya sekaligus pemilik usaha rajutan Gallery Rajut alias Galleraj mengaku, mau tak mau harus rela memiliki keuntungan yang tipis agar usaha rajutan yang dirintis sejak 1970-an itu tetap bertahan.

Eka bilang, meski bahan baku yang dia beli adalah lokal, untuk harganya saja saat ini sudah melonjak tinggi dari tahun ke tahun.

Baca juga: Kisah Galleraj.id: UMKM Rajutan yang Berdayakan Kaum Difabel

Eka Rahmat Jaya, pemilik usaha rajut Gallery Rajut atau Galleraj.id.KOMPAS.com/ELSA CATRIANA Eka Rahmat Jaya, pemilik usaha rajut Gallery Rajut atau Galleraj.id.

“Kasarannya untuk harga bahan baku itu dibandingkan dulu-dulu ada kali ya naik 50 persen,” ujarnya saat dikunjungi Kompas.com di rumah produksinya, Bandung, Senin (26/6/2025).

Padahal harga produk rajutan yang dijual Eka tergolong murah, mulai dari Rp 35.000 untuk sweeter.

Belum lagi saat ini banyak ditemukan produk rajutan impor yang dijual dengan harga miring di berbagai platform online.

Eka mengaku untuk tetap memiliki margin, ia bersama tim produksinya mau tak mau harus bisa memanfaatkan bahan baku yang sisa sebisa mungkin dengan membuat produk lain.

Baca juga: Cerita Sonny Rintis DSandals Store, Jualan di Shopee hingga Rambah Ekspor

Misalnya saja, benang atau sisa rajutan untuk sweater bisa dimanfaatkan untuk membuat gantungan kunci.

“Sisa-sisa bahan harus sekreatif mungkin kami olah, kami buat hiasan, kami buat tas-tas kecil sampai rajutan untuk hiasan dinding juga buat. Sebisa mungkin bahan sisa produksi tidak ada yang terbuang,” kata Eka.

Untuk tetap bertahan di tengah gempuran produk impor, Eka bersama pengusaha rajutan Bandung lainnya sepakat untuk mematok batas bawah penjualan produk rajutan. Hal itu agar tidak merusak harga produk di pasaran.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang


Terkini Lainnya
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 3 November 2025: UBS dan Galeri24 Turun Lagi
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 3 November 2025: UBS dan Galeri24 Turun Lagi
Belanja
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau