Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

48 Persen Treasurer Indonesia Khawatir Risiko Siber Hambat Transformasi Keuangan Digital

Kompas.com - 16/10/2025, 18:09 WIB
Debrinata Rizky,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kekhawatiran terhadap keamanan siber menjadi isu terbesar bagi para manajer keuangan dan bendahara perusahaan (treasurer) di Indonesia dalam mengadopsi teknologi keuangan digital berbasis data dan kecerdasan buatan (AI).

Berdasarkan survei HSBC Redefining Treasury in Asia Pacific: Voices of Treasury 2025, sebanyak 48 persen treasurer di Indonesia menilai risiko keamanan siber merupakan hambatan utama dalam mewujudkan sistem perbendaharaan real-time (real-time treasury).

Kekhawatiran itu mencerminkan masih kuatnya perhatian terhadap perlindungan dan keamanan data, terutama setelah beberapa insiden peretasan yang melibatkan data pribadi terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Mayoritas treasurer Indonesia menilai penerapan AI dan sistem pembayaran digital dapat meningkatkan efisiensi, visibilitas arus kas, serta akurasi pengambilan keputusan bisnis.

Baca juga: Ekonom HSBC soal Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen: Tidak Ada Alasan untuk Tidak Percayai

Digitalisasi Dorong Efisiensi dan Akurasi

AI dinilai berpotensi besar membantu perusahaan memproyeksikan arus kas, mendeteksi penipuan (fraud detection), serta mengidentifikasi pola transaksi abnormal.

Teknologi ini juga dapat menekan biaya operasional melalui otomatisasi proses keuangan yang sebelumnya dilakukan secara manual.

“Meskipun saat ini baru sekitar 8 persen yang menilai AI sangat berguna, dalam tiga tahun ke depan satu dari dua treasurer memperkirakan manfaatnya akan menjadi sangat signifikan,” dalam survei HSBC Redefining Treasury in Asia Pacific: Voices of Treasury 2025 pada Kamis (16/10/2025).

Head of Global Payments Solutions HSBC Indonesia, Anne Suhandojo, menilai digitalisasi sistem pembayaran menjadi faktor kunci untuk mencapai real-time treasury, terutama di tengah volatilitas nilai tukar dan suku bunga.

“Kami memahami prioritas utama perusahaan saat ini adalah tetap tumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi global. Karena itu, kami membantu nasabah Indonesia mendigitalisasi sistem pembayaran mereka, termasuk mengatasi kompleksitas pembayaran lintas batas,” ujar Anne.

Baca juga: Bank HSBC Bakal Pangkas Operasi Perbankan Investasi di Eropa dan AS

Menurutnya, langkah tersebut mencakup solusi pembayaran domestik maupun lintas negara (cross-border payments), dengan fitur otomatisasi konversi ke lebih dari 130 jenis mata uang asing.

Anne mencontohkan salah satu nasabah HSBC di sektor pelayaran yang memiliki 12 anak usaha di berbagai negara Asia.

Setelah mengintegrasikan sistem pembayaran dan cash management dari HSBC, perusahaan tersebut mampu memangkas proses manual dan memperoleh visibilitas arus kas secara real-time, yang sebelumnya terbatas karena data tersebar di berbagai bank dan kanal pembayaran berbeda.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau