Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal yang Harus Dihentikan Kelas Menengah jika Ingin Kaya Menurut Warren Buffett

Kompas.com - 30/10/2025, 11:08 WIB
Erlangga Djumena

Editor

KOMPAS.com - Warren Buffett, salah satu investor dan CEO paling sukses di dunia, dikenal bukan karena gaya hidup mewahnya, melainkan karena gaya hidup sederhana dan pengelolaan keuangan yang bijak.

“Oracle of Omaha” ini telah menjalani hidup selama puluhan tahun dengan filosofi hemat secara sadar dan alokasi modal yang cerdas.

Pelajarannya tentang apa yang tidak perlu dibeli sama berharganya dengan nasihat investasinya—terutama bagi masyarakat kelas menengah yang berjuang membangun kekayaan di tengah biaya hidup yang terus meningkat.

Kenyataannya, banyak keluarga kelas menengah gagal bukan karena mereka tidak cukup berpenghasilan, tetapi karena mereka menghabiskan uang untuk hal-hal yang justru merusak masa depan finansial mereka. Kehidupan dan ajaran Buffett memberi peta jalan untuk keluar dari siklus itu.

Baca juga: Survei: Kelas Menengah Kini Fokus ke Kebutuhan Pokok ketimbang Gaya Hidup

Ia masih tinggal di rumah sederhana yang dibelinya puluhan tahun lalu di Omaha, mengendarai mobil biasa, dan menghindari kemewahan yang dianggap penting oleh orang-orang sekaya dirinya.

Pendekatannya bukan tentang menahan diri, tetapi tentang mengalokasikan uang pada hal-hal yang benar-benar membangun kekayaan jangka panjang, bukan status sementara.

Kehidupan Warren Buffett adalah pelajaran tentang kesederhanaan yang disiplin. Ia menghindari pengeluaran yang menurunkan nilai, menambah utang, atau hanya untuk memuaskan ego. Sebaliknya, ia memprioritaskan waktu, ketenangan, dan kepemilikan aset yang tumbuh nilainya.

Bagi kelas menengah, mengikuti filosofi Buffett bukan berarti hidup pelit, melainkan hidup dengan tujuan. Biarkan uang Anda bekerja untuk masa depan, bukan untuk kesenangan sesaat.

Jalan menuju kekayaan bukan sekadar menghasilkan lebih banyak uang, melainkan menghentikan kebiasaan finansial yang merugikan dan mengarahkan uang pada hal-hal yang benar-benar menciptakan kebebasan dan keamanan jangka panjang.

Pekerja pulang dari kantor di Jalan Embong Malang, Surabaya, Senin (26/2/2024). Saat ini, sebagian besar kelas menengah usia 17-40 tahun kerepotan mengatur pengeluaran.HARIAN KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Pekerja pulang dari kantor di Jalan Embong Malang, Surabaya, Senin (26/2/2024). Saat ini, sebagian besar kelas menengah usia 17-40 tahun kerepotan mengatur pengeluaran.
Berikut lima hal yang menurut Buffett harus dihentikan oleh kelas menengah jika ingin mencapai keamanan dan kebebasan finansial seperi dilansir dari New Trader U.

1. Mobil Baru yang Langsung Turun Nilainya

Buffett dikenal selalu mengendarai mobil sederhana selama puluhan tahun. Ia pernah berkata, ia hanya butuh “mobil yang bisa membawanya ke tempat tujuan.” Bukan karena ia tidak mampu membeli mobil mewah, tetapi karena ia paham biaya peluang.

Ketika membeli mobil baru, nilainya langsung turun begitu keluar dari dealer. Penurunan nilai itu adalah uang nyata yang seharusnya bisa diinvestasikan dan berkembang menjadi kekayaan masa depan.

Pesan Buffett jelas: kecuali Anda benar-benar mampu tanpa terganggu oleh depresiasi, hindari pembelian mobil berdasarkan emosi atau status. Pilih mobil bekas berkualitas yang nilainya stabil agar modal bisa dialihkan ke investasi yang bernilai tumbuh.

2. Utang Kartu Kredit dan Pembelian Berbunga Tinggi

Buffett pernah menyebut utang kartu kredit sebagai “bencana finansial.” Ia selalu menasihati mahasiswa untuk segera melunasinya karena itu adalah “investasi terbaik” yang bisa dilakukan.

Jika bunga kartu kredit mencapai 18 persen, berarti Anda menjamin diri sendiri rugi. Sementara pasar saham dalam jangka panjang justru memberikan hasil positif.

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau