Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal yang Harus Dihentikan Kelas Menengah jika Ingin Kaya Menurut Warren Buffett

Kompas.com - 30/10/2025, 11:08 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Masalahnya bukan hanya bunganya, tapi pola pikirnya. Banyak keluarga kelas menengah memakai kartu kredit untuk membiayai gaya hidup, bukan aset. Mereka membeli pakaian, gadget, dan makan di luar dengan uang pinjaman yang berbunga tinggi.

Setiap rupiah untuk bunga adalah rupiah yang tidak diinvestasikan untuk masa depan. Orang kaya memahami hal ini, sementara kelas menengah sering menganggap utang konsumtif sebagai hal normal.

3. Rumah Mewah Melebihi Kebutuhan

Buffett masih tinggal di rumah yang dibelinya tahun 1958 seharga 31.500 dolar AS. Ia tidak tertarik membeli rumah megah, padahal mampu. Alasannya sederhana: membeli rumah terlalu besar mengikat modal yang seharusnya bisa menghasilkan keuntungan di tempat lain.

Banyak orang kelas menengah memaksakan diri membeli rumah di batas maksimal pinjaman bank, lalu terjebak cicilan panjang, biaya perawatan, pajak, dan asuransi.

Menurut Buffett, rumah adalah tempat tinggal, bukan simbol status. Ukuran keberhasilan sejati adalah kebebasan finansial, bukan luas rumah.

4. Barang Mewah dan Simbol Status

Buffett tidak tertarik dengan barang-barang prestise seperti jam tangan mahal, tas desainer, kapal pesiar, atau mobil sport. Ia pernah berkata, “Uang tidak bisa membeli kebahagiaan.”

Budaya konsumtif membuat banyak orang kelas menengah berusaha terlihat kaya daripada benar-benar kaya. Setiap rupiah untuk pamer status adalah kehilangan peluang menumbuhkan kekayaan.

Orang kaya membeli aset yang menghasilkan pendapatan, sementara kelas menengah membeli barang yang nilainya turun dan butuh biaya tambahan untuk dipelihara.

5. Skema Cepat Kaya dan Investasi Spekulatif

Buffett berkali-kali memperingatkan bahaya spekulasi—dari saham berisiko tinggi hingga kripto yang tak jelas nilainya. Ia menyebutnya “cara memindahkan uang dari orang yang tidak sabar ke orang yang sabar.”

Alih-alih mengejar keuntungan cepat, Buffett menekankan pentingnya investasi jangka panjang pada bisnis berkualitas. Kesabaran dan disiplin adalah pembeda antara pembangun kekayaan sejati dan mereka yang kehilangan segalanya.

Banyak orang kelas menengah tergoda mencari jalan pintas untuk kaya, padahal justru kehilangan uang karena tidak sabar. Buffett percaya: kekayaan dibangun dengan waktu, bukan keberuntungan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau