JAKARTA, KOMPAS.com — Upaya memperluas literasi keuangan di kalangan profesional terus dilakukan pelaku industri keuangan digital.
PT Pintu Kemana Saja (Pintu), aplikasi investasi aset kripto, menggandeng PT Julo Teknologi Finansial (Julo) melalui program PINTU Goes to Office yang digelar di kantor JULO, Jakarta.
Program ini menjadi bagian dari inisiatif edukasi keuangan PINTU yang menyasar kalangan pekerja profesional di berbagai sektor. Melalui sesi diskusi dan literasi, peserta diperkenalkan pada perkembangan teknologi blockchain dan investasi aset kripto di Indonesia.
Baca juga: Waktu Terbaik Investasi Kripto dan Strateginya untuk Pemula
Ilustrasi aset kripto, kripto. Senior Vice President Strategy & Business Pintu Andy Putra, mengatakan kegiatan di Julo merupakan pelaksanaan keempat dari rangkaian PINTU Goes to Office yang telah menjangkau hampir 300 karyawan.
“Kami melihat antusiasme yang positif dari para peserta yang telah mengikuti program ini. Kolaborasi lintas sektor seperti bersama Julo membuktikan bahwa akselerasi industri keuangan dapat berjalan seimbang dengan peningkatan literasi masyarakat,” ujar Andy dalam keterangan tertulis,
Ia menambahkan, penguatan pemahaman publik terhadap investasi dan keuangan digital menjadi hal penting di tengah pertumbuhan pesat industri fintech nasional.
Presiden Direktur Julo Harri Suhendra menilai kolaborasi dengan Pintu sejalan dengan komitmen perusahaannya dalam memperluas edukasi keuangan.
Baca juga: Dongkrak Minat Investasi Kripto, Pintu Rilis Program Imbal Hasil hingga 25 Persen
“Kami memahami pentingnya peningkatan pemahaman keuangan bagi masyarakat serta mendukung inovasi di industri keuangan digital. Kolaborasi antarfintech seperti ini perlu terus berlanjut agar literasi keuangan masyarakat dapat meningkat secara berkelanjutan,” kata Harri.
Ilustrasi fintech peer to peer lending. Pertumbuhan industri keuangan digital Indonesia menunjukkan tren yang semakin kuat. Berdasarkan laporan Mordor Intelligence, nilai industri fintech nasional pada 2025 diperkirakan mencapai Rp 341,1 triliun.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sektor fintech lending turut mendorong pertumbuhan tersebut, dengan total pembiayaan naik 27,93 persen menjadi Rp 82,59 triliun per Mei 2025.
Sementara itu, nilai transaksi aset kripto di Indonesia pada periode Januari–September 2025 mencapai Rp 360,3 triliun, mencerminkan meningkatnya minat masyarakat terhadap layanan keuangan digital berbasis aset kripto.
Baca juga: September Effect Jangan Jadi Patokan Tunggal Saat Investasi Kripto
Andy menegaskan, kolaborasi edukatif menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam memperluas pemahaman publik mengenai investasi kripto yang bertanggung jawab.
“Kami berkomitmen untuk terus berperan aktif mengedukasi masyarakat agar dapat mengelola keuangan dan berinvestasi secara bijak, terutama pada aset kripto yang tidak hanya melihat peluang keuntungan, tetapi juga memahami potensi risikonya,” ujar Andy.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarangArtikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya