Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Furdan Kinder, Guru Pedalaman Papua yang Bawa Indonesia ke Kancah Dunia

Kompas.com - 08/09/2025, 05:30 WIB
Fitri Anggiawati,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Ungkapan guru menanam budi, murid menyiram dengan kasih sayang adalah kalimat yang cocok disematkan untuk kisah Furdan Kinder, seorang guru asal Distrik Tomu, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat bersama murid-muridnya.

Kasih sayang para siswa tergambar dari kerelaan mereka menunggu serta berlarian menyusuri pinggiran sungai hingga masuk wilayah hutan kala melepas gurunya yang hendak menempuh ribuan kilometer untuk membawa nama Indonesia ke kancah dunia.

Furdan sangat disayangi murid-muridnya. Sebab, kegigihannya membuat anak-anak Distrik Tomu perlahan bagai menemukan pelita dalam gulita lewat huruf dan kata di buku yang kini telah bisa mereka baca.

Furdan Kinder adalah seorang guru kelas 6 SD Inpres Tomu, pemuda asli Distrik Tomu kelahiran 7 Mei 2002 yang mendedikasikan hidupnya untuk mencerdaskan anak-anak di Distrik Tomu yang memiliki tingkat literasi cukup rendah.

Baca juga: Perjuangan Syahrizal Fahru Rosyid, Pustakawan Lebak yang Tempuh 6 Jam Setiap Hari demi Jaga Akses Literasi

Furdan bersekolah SD-SMA di Distrik Tomu, dan keluar dari daerah asal untuk berkuliah di Universitas Muhammadiyah Sorong.

Semasa kuliah, saat ia pulang, ia mendapati fakta yang membuatnya prihatin. Fakta yang membuatnya ingin membuatnya menolong para generasi penerus agar tak kian terjerumus.

"Saya perhatikan siswa-siswi SD-SMA kalau sudah pegang bensin mereka hirup-hirup, dan di sini angka literasi minim sekali," kata Furdan, Jumat (5/9/2025).

Furdan tak diam saja, ia mulai menyiapkan langkah. Di tengah aktivitas perkuliahan, Furdan menimba kesempatan dengan mengikuti kegiatan kampus merdeka yang ditempatkan di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

Ia mengajar dan ditempatkan di SMP Negeri 5 Kota Sorong selama 6 bulan untuk mendalami literasi, numerasi dan adaptasi teknologi yang juga menjadi bekalnya seusai lulus sarjana dan kembali ke kampung halamannya.

Furdan yang mengetahui adanya kekurangan tenaga guru kemudian segera mengirimkan surat lamaran, dan dengan pengalaman yang dimiliki, ia diterima sebagai guru kontrak BPMIGAS melalui yayasan Muhammadiyah.

Furdan Kinder saat mengajar di SD Inpres Tomu. KOMPAS.COM/Dokumentasi Furdan Furdan Kinder saat mengajar di SD Inpres Tomu.

"Saya pertama kali mengajar langsung diberi tanggung jawab menjadi wali kelas 5," ucap Furdan mengenang.

Sebagai guru, ia pun bersemangat mengajar. Dia menyapa anak-anak di kelas, hingga akhirnya kala memberikan materi Bahasa Indonesia dengan tulisan tangan di papan tulis, ia terkejut.

Furdan mendapati, dari total 25 siswa yang ada di kelasnya, 75 persen di antaranya tidak bisa membaca.

Hanya 7 siswa yang bisa membaca, sementara lainnya masih tahap eja, baru bisa sambung suku kata, hingga belum mengenal huruf sama sekali.

Kesedihan merayapi hatinya. Ia pun mendorong dirinya sendiri untuk membuka kelas tambahan bagi anak-anak didiknya itu.

Baca juga: Kisah Wini Pustakawan Ciamis: Hidup Bersama Buku, Perjuangan demi Literasi...

Halaman:


Terkini Lainnya
Batal Launching, Puluhan Siswa SR di Bangkalan Tak Kunjung Sekolah
Batal Launching, Puluhan Siswa SR di Bangkalan Tak Kunjung Sekolah
Surabaya
Ayah Syifa Ungkap Sikap Istri Sebelum Anaknya Ditemukan Tewas di Lemari Kamar Kos
Ayah Syifa Ungkap Sikap Istri Sebelum Anaknya Ditemukan Tewas di Lemari Kamar Kos
Surabaya
Gembrungan, Nada Sholawat Warisan Leluhur di Desa Sambirobyong Magetan yang Terancam Punah
Gembrungan, Nada Sholawat Warisan Leluhur di Desa Sambirobyong Magetan yang Terancam Punah
Surabaya
Pelaku Pencurian di Situbondo Sempat Ditangkap, Kini Dilepas Kembali
Pelaku Pencurian di Situbondo Sempat Ditangkap, Kini Dilepas Kembali
Surabaya
Perjuangan Furdan Kinder, Putra Papua yang Hidupkan Mimpi Anak-anak Pedalaman
Perjuangan Furdan Kinder, Putra Papua yang Hidupkan Mimpi Anak-anak Pedalaman
Surabaya
Furdan Kinder, Guru Pedalaman Papua yang Bawa Indonesia ke Kancah Dunia
Furdan Kinder, Guru Pedalaman Papua yang Bawa Indonesia ke Kancah Dunia
Surabaya
Ribuan Pendaki Padati Jalur Pendakian Cemorosewu selama Libur Panjang, Mayoritas Gaya Tek Tok
Ribuan Pendaki Padati Jalur Pendakian Cemorosewu selama Libur Panjang, Mayoritas Gaya Tek Tok
Surabaya
Korsleting Listrik Penyebab Terbakarnya Gudang Mebel di Pasuruan, Pemilik Rugi Rp 100 Juta
Korsleting Listrik Penyebab Terbakarnya Gudang Mebel di Pasuruan, Pemilik Rugi Rp 100 Juta
Surabaya
Gerhana Bulan Total Terjadi Tengah Malam dan Akan Berlangsung 3 Jam 23 menit di Madura
Gerhana Bulan Total Terjadi Tengah Malam dan Akan Berlangsung 3 Jam 23 menit di Madura
Surabaya
Pelaku Pembunuh Mutilasi di Pacet Dikenal Pendiam
Pelaku Pembunuh Mutilasi di Pacet Dikenal Pendiam
Surabaya
Pelaku Mutilasi di Pacet Diduga Sudah Nikah Siri dengan Korban
Pelaku Mutilasi di Pacet Diduga Sudah Nikah Siri dengan Korban
Surabaya
Warga Pasuruan Temukan Bayi di Atas Daun Pisang
Warga Pasuruan Temukan Bayi di Atas Daun Pisang
Surabaya
Koperasi Merah Putih di Pamekasan Terancam Rugi, Tawaran Bisnis Elpiji Hanya Untung Rp 200.000 Per Bulan
Koperasi Merah Putih di Pamekasan Terancam Rugi, Tawaran Bisnis Elpiji Hanya Untung Rp 200.000 Per Bulan
Surabaya
Kejar Capaian Imunisasi Campak, Ratusan Siswa SD di Bangkalan Segera Divaksin
Kejar Capaian Imunisasi Campak, Ratusan Siswa SD di Bangkalan Segera Divaksin
Surabaya
Fortuner di Sampang Tabrak Mobil Berisi 3 Anggota Polisi dan Seruduk Warung Es
Fortuner di Sampang Tabrak Mobil Berisi 3 Anggota Polisi dan Seruduk Warung Es
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau