Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit di Gaza, Warga: Ke Mana pun Kami Pergi, Kematian Mengejar

Kompas.com - 06/09/2025, 20:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

GAZA, KOMPAS.com – Militer Israel meratakan sebuah gedung pencakar langit di Kota Gaza pada Sabtu (6/9/2025), hanya beberapa hari setelah penghancuran gedung tinggi lain di wilayah tersebut.

Serangan ini dilakukan di tengah peringatan Israel kepada warga untuk segera mengungsi ke selatan menuju zona kemanusiaan, sebelum operasi besar yang disebut bertujuan merebut pusat kota.

Israel telah meningkatkan intensitas serangan udara dan operasi darat di pinggiran kota. Rencana serangan darat skala besar ini dikecam banyak pihak karena dikhawatirkan memperparah kondisi kemanusiaan yang sudah kritis.

Baca juga: Serangan Israel Tewaskan 105 Orang di Gaza, Puluhan Anak dan Jurnalis Jadi Korban

Gedung hunian Sussi jadi sasaran

Militer Israel menyatakan gedung yang diserang digunakan Hamas untuk memasang peralatan intelijen dan pos pengamatan terhadap pergerakan pasukan Israel.

“Langkah-langkah telah diambil untuk meminimalkan kerugian bagi warga sipil,” kata pihak militer, dikutip dari AFP.

Saksi mata mengidentifikasi bangunan atau gedung pencakar langit itu ialah Menara Sussi, sebuah hunian setinggi 15 lantai. Rekaman video yang dibagikan Menteri Pertahanan Israel Israel Katz menunjukkan gedung runtuh dalam kepulan debu dan asap.

“Kami terus berjuang,” ujar Katz melalui unggahan di media sosial, sehari setelah ia menayangkan video penghancuran gedung pencakar langit lainnya.

Militer menegaskan akan terus menargetkan bangunan tinggi yang diyakini digunakan Hamas. Pada Sabtu, perintah evakuasi kembali dikeluarkan untuk sejumlah menara di Kota Gaza.

Baca juga: Serangan Israel Tewaskan 105 Orang di Gaza, Puluhan Anak dan Jurnalis Jadi Korban

Warga: ke mana pun kami pergi, kematian mengejar

Juru bicara militer, Avichay Adraee, mendesak warga meninggalkan kota dan menuju Al-Mawasi di selatan Gaza, yang disebut sebagai zona kemanusiaan.

“Manfaatkan kesempatan ini untuk bergerak lebih awal ke zona kemanusiaan (Al-Mawasi) dan bergabunglah dengan ribuan orang yang telah pergi ke sana,” kata Adraee.

Namun, warga menilai zona tersebut tidak menjamin keselamatan. Abdel Nasser Mushtaha (48), warga lingkungan Zeitun, kini tinggal di tenda pengungsian di daerah Rimal.

“Ada yang bilang kami harus mengungsi, yang lain bilang kami harus tetap tinggal. Tapi di mana-mana di Gaza terjadi pengeboman dan kematian,” ujarnya.

Putrinya, Samia Mushtaha (20), menambahkan, “Selama satu setengah tahun terakhir, pengeboman terburuk yang menyebabkan pembantaian warga sipil terjadi di Al-Mawasi. Itu tidak lagi berarti bagi kami. Ke mana pun kami pergi, kematian mengejar kami, entah karena pengeboman atau kelaparan”.

Baca juga: Hamas Akhirnya Konfirmasi Kematian Pemimpin Gaza, Mohammed Sinwar

AS dan Hamas dalam negosiasi

Di sisi lain, tekanan internasional terhadap Israel semakin besar. Hamas bulan lalu menyetujui proposal gencatan senjata sementara dan pembebasan sandera bertahap, tetapi Israel menuntut pelepasan seluruh sandera, perlucutan senjata, serta pengakhiran kendali Hamas atas Gaza.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan pihaknya tengah melakukan negosiasi intensif dengan Hamas terkait para sandera.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Aksi Solidaritas Pemuda Malaysia, Kapal Rp 16 Miliar Tenggelam Setelah Diluncurkan
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Aksi Solidaritas Pemuda Malaysia, Kapal Rp 16 Miliar Tenggelam Setelah Diluncurkan
Global
PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya
PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya
Global
Selundupkan 362 Berlian Rp 5,2 Miliar ke Vietnam, Pria India Dipenjara 7 Tahun
Selundupkan 362 Berlian Rp 5,2 Miliar ke Vietnam, Pria India Dipenjara 7 Tahun
Global
Rumah Ibu Isaac Newton Ditemukan, Buka Sejarah Keluarga Sang Ilmuwan
Rumah Ibu Isaac Newton Ditemukan, Buka Sejarah Keluarga Sang Ilmuwan
Global
Balas Kematian PM, Houthi Yaman Tembakkan 3 Drone ke Arah Israel
Balas Kematian PM, Houthi Yaman Tembakkan 3 Drone ke Arah Israel
Global
Siapa Santo Carlo Acutis yang Baru Saja Dikanonisasi Paus Leo XIV?
Siapa Santo Carlo Acutis yang Baru Saja Dikanonisasi Paus Leo XIV?
Global
Pria Asing Diam-diam Huni Ruang Bawah Tanah Rumah Orang, Ada Listrik dan Kasur
Pria Asing Diam-diam Huni Ruang Bawah Tanah Rumah Orang, Ada Listrik dan Kasur
Global
Vaksin Kanker Buatan Rusia 2025 Diluncurkan dan Siap Digunakan
Vaksin Kanker Buatan Rusia 2025 Diluncurkan dan Siap Digunakan
Global
Kelompok Bersenjata Palestina Luncurkan 2 Roket ke Israel
Kelompok Bersenjata Palestina Luncurkan 2 Roket ke Israel
Global
Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama, Dijuluki 'Influencer Tuhan'
Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama, Dijuluki "Influencer Tuhan"
Global
Perluas Operasi Militer, Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit Kedua di Kota Gaza
Perluas Operasi Militer, Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit Kedua di Kota Gaza
Global
Ditolak 50 Kali Wawancara Kerja, Wanita Brasil Ini Curiga Penampilannya Jadi Hambatan
Ditolak 50 Kali Wawancara Kerja, Wanita Brasil Ini Curiga Penampilannya Jadi Hambatan
Global
PM Jepang Shigeru Ishiba Siap Mundur untuk Hindari Perpecahan Partai
PM Jepang Shigeru Ishiba Siap Mundur untuk Hindari Perpecahan Partai
Global
Ditinggal Merokok Ayah, Mobil Terperosok ke Sungai, 2 Anak Tewas Tenggelam
Ditinggal Merokok Ayah, Mobil Terperosok ke Sungai, 2 Anak Tewas Tenggelam
Global
Israel Sebut Pengungsian Warga Palestina Sukarela, Mesir: Omong Kosong
Israel Sebut Pengungsian Warga Palestina Sukarela, Mesir: Omong Kosong
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau