Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fosil Buaya Moncong Panjang Berusia 80 Juta Tahun Ditemukan di Mesir

Kompas.com - 30/10/2025, 06:28 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber Sci News

KOMPAS.com - Penemuan dari padang pasir barat Mesir membuka jendela baru tentang evolusi buaya purba yang hidup di zaman dinosaurus.

Tim paleontolog dari Universitas Assiut menemukan dua tengkorak dan tiga rahang milik spesies buaya purba yang belum pernah diketahui sebelumnya. Fosil-fosil ini ditemukan di lapisan batuan Quseir Formation di Mesir dan diperkirakan berusia sekitar 80 juta tahun, tepatnya dari masa Kapur Akhir (Late Cretaceous).

Spesies baru ini diberi nama Wadisuchus kassabi, termasuk dalam kelompok dyrosaurid — sejenis buaya purba dengan moncong panjang dan ramping, serta gigi tajam menyerupai jarum. Dyrosaurid dikenal hidup di wilayah pesisir dan lautan, berbeda dengan buaya modern yang lebih suka di sungai dan rawa.

Baca juga: Fosil Buaya Purba dari Montana Ungkap Spesies Baru 95 Juta Tahun Lalu

Buaya Laut dengan Moncong Panjang

“Tidak seperti buaya zaman sekarang, dyrosaurid hidup di lingkungan laut dan pantai. Mereka memiliki moncong panjang serta gigi ramping yang sangat cocok untuk menangkap mangsa licin seperti ikan dan penyu,” jelas Dr. Sara Saber, paleontolog dari Universitas Assiut, yang memimpin penelitian tersebut.

Ia menambahkan, “Kemampuan bertahan dan menyebar setelah kepunahan dinosaurus menjadikan mereka kunci penting untuk memahami bagaimana reptil mampu beradaptasi dan berevolusi ketika ekosistem global runtuh.”

Baca juga: Fosil Buaya Purba Bergigi T. rex Ditemukan, Diduga Pemburu Dinosaurus

Ciri-Ciri Unik Wadisuchus kassabi

Spesies buaya purba ini diperkirakan memiliki panjang tubuh antara 3,5 hingga 4 meter. Salah satu ciri uniknya adalah empat gigi di bagian depan moncong, bukan lima seperti pada dyrosaurid primitif. Selain itu, lubang hidungnya terletak di atas moncong, memudahkan mereka bernapas di permukaan air, serta terdapat cekungan dalam di ujung moncong tempat kedua rahang bertemu.

“Ciri-ciri ini menunjukkan adanya perubahan bertahap dalam cara menggigit dan menangkap mangsa, yang menjadi langkah penting dalam sejarah evolusi kelompok dyrosaurid,” ujar Dr. Saber.

Fosil Wadisuchus kassabi ditemukan di dua lokasi: Oasis Kharga dan Oasis Baris di Gurun Barat Mesir. Dari penelitian terhadap empat individu, para ilmuwan menemukan bukti kuat bahwa spesies ini berperan penting dalam sejarah awal evolusi buaya laut purba.

Baca juga: Fosil Karnivora Mirip Buaya di Karibia: Menguak Jejak Terakhir Sebecid

Bukti Awal Asal-Usul Dyrosaurid dari Afrika

Penemuan ini tidak hanya memperkenalkan spesies baru, tetapi juga menggeser pandangan ilmuwan tentang asal-usul dyrosaurid. Sebelumnya, kelompok ini diyakini muncul sekitar 72–66 juta tahun lalu (periode Maastrichtian). Namun, hasil studi terbaru menunjukkan mereka telah ada jauh lebih awal — sekitar 87–83 juta tahun lalu (periode Coniacian–Santonian).

“Penemuan ini mendorong bukti bahwa Afrika adalah tempat asal mula evolusi dyrosaurid,” kata Belal Salem, peneliti dari Universitas Mansoura, Ohio University, dan Benha University. “Analisis filogenetik kami menempatkan Wadisuchus kassabi sebagai salah satu nenek moyang tertua dari kelompok buaya laut purba ini.”

Selain memperluas pengetahuan tentang sejarah buaya purba, penemuan ini juga menjadi pengingat penting tentang kekayaan geologis Mesir.

“Signifikansi Wadisuchus kassabi tidak hanya pada apa yang diungkapnya tentang sejarah evolusi buaya, tetapi juga pada pengingat bahwa Gurun Barat Mesir masih menyimpan banyak rahasia masa lalu Bumi,” tutur Salem.

Studi lengkap tentang penemuan ini telah dipublikasikan di Zoological Journal of the Linnean Society, sebuah jurnal ilmiah terkemuka di bidang zoologi dan paleontologi.

Baca juga: Deinosuchus: Buaya Purba Raksasa yang Mengalahkan Dinosaurus

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Fenomena
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Oh Begitu
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Fenomena
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Oh Begitu
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Oh Begitu
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
Oh Begitu
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau