Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Ribu Pekerja di Perancis Mogok Massal, termasuk Guru dan Apoteker, Apa Tuntutannya?

Kompas.com - 19/09/2025, 12:00 WIB
Fatimah Az Zahra,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Ratusan ribu pekerja di Perancis melakukan aksi mogok massal pada Kamis (18/9/2025). Mereka melakukan itu sebagai protes akibat pemotongan anggaran yang dilakukan pemerintah. 

Pihak penyelenggara mengatakan aksi tersebut dihadiri lebih kurang 1 juta orang, sementara Kementerian Dalam Negeri Perancis memperkirakan terdapat 500.000 orang.

Sebanyak 80.000 polisi dikerahkan untuk mengamankan aksi. Perkelahian dilaporkan terjadi di Kota Lyon dan Nantes. Sementara itu, terdapat bentrokan skala kecil antara polisi dan pengunjuk rasa di Paris. 

Para petugas menggunakan gas air mata dan perisai untuk membubarkan kerumunan di Ibu kota, setelah adanya perusakan toko dan bangunan yang dilakukan pengunjuk rasa.

Baca juga: Apa Penyebab Demonstrasi di Perancis?

Aksi mogok massal diikuti guru hingga apoteker

Aksi mogok massal di Perancis terjadi seminggu setelah Sebastien Lecornu, sekutu dekat Presiden Perancis Emmanuel Macron diangkat menjadi perdana menteri menggantikan Francois Bayrou. 

Transportasi umum terdampak, seperti halnya jalur metro di Paris. Di saat yang sama, para pengunjuk rasa juga memblokir jalan raya di kota-kota besar di seluruh Perancis. 

Sebagaimana dilansir BBC, tak hanya serikat pekerja, sekitar sepertiga guru ikut melakukan aksi mogok. Para siswa juga berkumpul di depan sekolah dan universitas di area ibu kota. Mereka memblokir pintu masuk dan meneriakkan slogan. 

Para apoteker ikut melakukan aksi mogok besar-besaran. Dikethui 98 persen apotek diperkirakan tetap tutup.

Kementerian Dalam Negeri Perancis mengatakan lebih dari 300 orang ditahan di seluruh Perancis.

Baca juga: Update Demo Perancis: 473 Orang Ditangkap Aparat Saat Aksi Blokir Semuanya

Tuntutan demonstran

Serikat pekerja menyerukan kepada pemerintah agar anggaran lebih banyak dialokasikan untuk layanan publik.

Selain itu, mereka menuntut agar pajak yang lebih tinggi dikenakan kepada orang-orang kaya, serta pembatalan pengurangan anggaran yang direncanakan oleh pemerintahan Bayrou.

Cyrielle (36), seorang pekerja TI yang juga ikut serta dalam demonstrasi mengatakan kebijakan Macron dan anggaran yang dibuat Bayrou tidak cocok untuknya. 

“Kebijakan ekonomi dan sosial Macron tidak cocok untuk saya, begitu pula anggaran Bayrou. Saya ingin lebih banyak sumber daya diinvestasikan dalam layanan publik dan budaya. Mungkin sebagian orang dengan kekayaan luar biasa dapat berkontribusi sedikit lebih banyak,” ujarnya.

Ia juga mengatakan jika pemerintah yang baru lebih condong ke kiri, mungkin akan menjadi awal solusi. 

Baca juga: Dokter Perancis Dituduh Racuni Puluhan Pasien demi Pamerkan Keterampilan Resusitasi

Pemimpin Konfederasi Umum Buruh (CGT), salah satu serikat pekerja terbesar di Perancis, Sophie Binet mengatakan perlunya masyarakat turun tangan agar pemerintah mengakhiri kebijakan tersebut.

Halaman:


Terkini Lainnya
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Warganet Pertanyakan Reaktivasi Jalur KA Purwokerto–Wonosobo, Ini Tanggapan KAI
Warganet Pertanyakan Reaktivasi Jalur KA Purwokerto–Wonosobo, Ini Tanggapan KAI
Tren
Mengenal QRIS Tap, Apa Bedanya dengan QRIS Biasa?
Mengenal QRIS Tap, Apa Bedanya dengan QRIS Biasa?
Tren
Kronologi Pemuda Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga Usai Dilarang Tidur Dini Hari
Kronologi Pemuda Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga Usai Dilarang Tidur Dini Hari
Tren
5 Transportasi Umum di Jabodetabek yang Bisa Pakai QRIS Tap
5 Transportasi Umum di Jabodetabek yang Bisa Pakai QRIS Tap
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau