Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Brasil Prihatin atas Korban Operasi Polisi Terbesar di Rio de Janeiro

Kompas.com - 30/10/2025, 14:30 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menyatakan keprihatinannya atas tingginya korban tewas dalam operasi besar-besaran kepolisian di Rio de Janeiro yang menargetkan geng narkoba Comando Vermelho (Red Command). 

Operasi yang berlangsung awal pekan ini menewaskan sedikitnya 119 orang dan menjadi operasi paling mematikan dalam sejarah Brasil.

Namun, lembaga bantuan hukum publik negara bagian mencatat jumlah korban mencapai 132 jiwa. Menteri Kehakiman Ricardo Lewandowski menyebut Lula merasa “terkejut dan ngeri” setelah mengetahui tingginya jumlah korban.

“Presiden terkejut dan merasa ngeri bahwa operasi sebesar ini dilakukan tanpa sepengetahuan pemerintah federal,” ujar Lewandowski, Rabu (29/10/2025).

Baca juga: Mayat Bergelimpangan di Jalanan Rio de Janeiro, Imbas Penggerebekan Narkoba Brasil

Lula Tegaskan Lawan Kejahatan Terorganisir Tanpa Korban Sipil

Lula menegaskan bahwa kejahatan terorganisir harus dilawan, tetapi tidak dengan mengorbankan nyawa warga maupun aparat.

“Kita tidak bisa menerima bahwa kejahatan terorganisir terus menghancurkan keluarga, menindas warga, dan menyebarkan narkoba serta kekerasan di kota-kota,” tulis Lula melalui akun X miliknya. 

“Kita perlu kerja terkoordinasi yang menyerang jantung perdagangan narkoba tanpa membahayakan polisi, anak-anak, dan keluarga tak bersalah,” ujarnya.

Baca juga: Tembus Ratusan Korban, Geng Narkoba Brasil Serang Polisi Pakai Pesawat Tanpa Awak

Operasi Paling Berdarah dalam Sejarah Brasil

Operasi dilakukan pasukan kepolisian negara bagian Rio de Janeiro, menargetkan geng Comando Vermelho, kelompok narkoba bersenjata berat yang telah menguasai sejumlah wilayah di favela selama beberapa tahun terakhir.

Polisi menggunakan kendaraan lapis baja, helikopter, dan drone, sementara kelompok kriminal menyerang balik dengan bom dari udara. Pemerintah negara bagian menyebut operasi ini “sukses” dalam memberantas “narkoterorisme.”

Gubernur Claudio Castro menyatakan satu-satunya korban adalah empat polisi yang gugur dalam baku tembak. 

Namun, warga menuduh aparat melakukan eksekusi di luar hukum, mengumpulkan puluhan jenazah yang ditemukan di hutan pinggiran kota dan meletakkannya di jalan sebagai bentuk protes.

“Negara datang untuk membantai, bukan beroperasi. Mereka datang untuk membunuh,” kata seorang perempuan kepada AFP.

Baca juga: Kronologi Penggerebekan Narkoba “Mematikan” di Brasil, 132 Orang Tewas

Seruan Investigasi dari PBB dan Aktivis HAM

Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) menyatakan kekhawatirannya atas tingginya korban dan meminta penyelidikan cepat serta menyeluruh.

“Kami mengingatkan otoritas Brasil tentang kewajiban mereka berdasarkan hukum hak asasi manusia internasional dan mendesak adanya penyelidikan yang efektif,” bunyi pernyataan OHCHR.

Aktivis lokal menuding sebagian korban ditembak dari jarak dekat dan ada tanda-tanda penyiksaan. 

Halaman:


Terkini Lainnya
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Jawa Tengah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau