Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Krisis Pangan, KNPK Indonesia Serukan Gerakan Perempuan dan Pemuda untuk Pertanian Keluarga

Kompas.com - 07/09/2025, 19:00 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com - Sebanyak 65 persen dari total pengeluaran belanja rumah tangga pada 82 kartu keluarga di Desa Matangaji, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, digunakan untuk membeli kebutuhan pangan.

Pengeluaran belanja rumah tangga kedua terbesar dialokasikan untuk kebutuhan pendidikan sebesar 16 persen, diikuti kebutuhan energi (listrik, kuota, dan lainnya) sebesar 6 persen.

Farida Mahri, Pendiri Yayasan Wangsakerta Cirebon, mengungkapkan bahwa kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat menengah ke bawah menghabiskan uangnya untuk kebutuhan pangan.

Namun, ia mencatat bahwa kesadaran untuk menyediakan pangan secara mandiri di rumah dan lingkungan masing-masing masih sangat lemah.

Baca juga: Gubernur Papua Pegunungan Gunakan Helikopter untuk Pantau Banjir, Ada Potensi Krisis Pangan

"Lebih dari 60 persen masyarakat menghabiskan pendapatannya untuk belanja pangan," kata Farida kepada Kompas.com usai diskusi 'Peran Perempuan dan Kaum Muda dalam Pertanian Keluarga Menuju Sistem Pangan Berkelanjutan' di Saung Wangsakerta Cirebon, Minggu (7/9/2025) siang.

Farida menjelaskan bahwa penelitian ini dilakukan Yayasan Wangsakerta bersama pemerintah Desa Matangaji sejak tahun 2024 hingga saat ini.

Mereka memetakan geospasial, pertanian, pangan, sosial, ekonomi, dan lainnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun Desa Matangaji memiliki banyak wilayah persawahan, mayoritas penduduknya justru membeli kebutuhan pangan daripada memanfaatkan hasil pertanian sendiri.

"Mayoritas mereka menjual hasil pertanian dan menggunakan uangnya untuk membeli kebutuhan pangan lagi." 

"Mereka tidak menjadikan hasil panen sebagai sumber lumbung bersama yang dapat membentuk sistem ketahanan dan kedaulatan pangan mandiri," ujar Farida.

Baca juga: Tak Ingin Bali Krisis Pangan, Koster Minta Dinas Pertanian Belajar ke Israel

Hal serupa juga ditemukan di Desa Citemu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, yang merupakan basis nelayan.

Dalam penelitian yang sama, 74 kartu keluarga di desa ini, dengan 36 orang berprofesi sebagai nelayan, mengeluarkan biaya pangan sebesar 56 persen, diikuti dengan pendidikan sebesar 21 persen, dan kebutuhan peralatan nelayan sebesar 13 persen.

"Jadi meski mereka memiliki sumber pangan yang tinggi, lebih banyak hasil tangkapan dijual untuk mensubsidi kebutuhan pribadi lainnya. Berbeda dengan masa lalu, di mana kami memiliki lumbung pangan bersama di kampung," tambah Farida.

Dalam agenda "Gerakan Pertanian Keluarga", Farida berharap Pemerintah Indonesia, dari level pusat hingga desa, harus memperhatikan cadangan pangan masyarakat dengan melibatkan kaum perempuan dan pemuda.

Menurutnya, kedua aktor ini sangat penting dalam mencukupi kebutuhan pangan mandiri.

Halaman:


Terkini Lainnya
Dedi Mulyadi Siap Ambil Alih Pengelolaan RSUD Kota Bogor
Dedi Mulyadi Siap Ambil Alih Pengelolaan RSUD Kota Bogor
Bandung
Pembunuh Satu Keluarga Terkubur di Indramayu Melawan Saat Diciduk, Polisi Tembak Kaki Pelaku
Pembunuh Satu Keluarga Terkubur di Indramayu Melawan Saat Diciduk, Polisi Tembak Kaki Pelaku
Bandung
Tanggung Biaya Rawat Korban Majelis Taklim Ambruk di Bogor, Dedi Mulyadi: Yang Penting Semua Sembuh
Tanggung Biaya Rawat Korban Majelis Taklim Ambruk di Bogor, Dedi Mulyadi: Yang Penting Semua Sembuh
Bandung
Dua Pembunuh Satu Keluarga Terkubur di Indramayu Ternyata Mantan Rekan Kerja Korban di Bank
Dua Pembunuh Satu Keluarga Terkubur di Indramayu Ternyata Mantan Rekan Kerja Korban di Bank
Bandung
Majelis Taklim di Bogor Ambruk Tewaskan 4 Orang, Dedi Mulyadi: Kapasitas Puluhan Jangan Paksa Ratusan, Bahaya...
Majelis Taklim di Bogor Ambruk Tewaskan 4 Orang, Dedi Mulyadi: Kapasitas Puluhan Jangan Paksa Ratusan, Bahaya...
Bandung
Terungkap, Jemaah di Majelis Taklim Ambruk Ciomas Bogor Diperkirakan 500 Orang
Terungkap, Jemaah di Majelis Taklim Ambruk Ciomas Bogor Diperkirakan 500 Orang
Bandung
Majelis Taklim Ambruk di Bogor Tewaskan 4 Orang, Pimpinan: Bangunan Baru, Enggak Mungkin Asal
Majelis Taklim Ambruk di Bogor Tewaskan 4 Orang, Pimpinan: Bangunan Baru, Enggak Mungkin Asal
Bandung
Dua Orang Jadi Tersangka Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu, Sempat Kabur ke Jateng
Dua Orang Jadi Tersangka Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu, Sempat Kabur ke Jateng
Bandung
Anak Tiri Bongkar Aksi Cabul ASN Bandung Barat, Pelaku Langsung Diamankan
Anak Tiri Bongkar Aksi Cabul ASN Bandung Barat, Pelaku Langsung Diamankan
Bandung
Dedi Mulyadi: Semoga Pelaku Pembunuhan 1 Keluarga di Indramayu Dapat Hukuman Setimpal
Dedi Mulyadi: Semoga Pelaku Pembunuhan 1 Keluarga di Indramayu Dapat Hukuman Setimpal
Bandung
Detik-detik Bangunan Majelis Taklim Ciomas Bogor Ambruk Tiga Kali, Jeritan Jemaah Pecah
Detik-detik Bangunan Majelis Taklim Ciomas Bogor Ambruk Tiga Kali, Jeritan Jemaah Pecah
Bandung
Ini Alasan BBKSDA Hentikan Pencarian Macan Tutul Lembang 'Park and Zoo' yang Kabur ke Hutan Tangkuban Parahu
Ini Alasan BBKSDA Hentikan Pencarian Macan Tutul Lembang "Park and Zoo" yang Kabur ke Hutan Tangkuban Parahu
Bandung
Ayah di Bandung Aniaya Kakak gara-gara Anak Dituduh Curi Sepeda
Ayah di Bandung Aniaya Kakak gara-gara Anak Dituduh Curi Sepeda
Bandung
Bangunan Majelis Taklim Ambruk di Ciomas Bogor, Warga: Tak Ada Satupun yang Terhindar Reruntuhan
Bangunan Majelis Taklim Ambruk di Ciomas Bogor, Warga: Tak Ada Satupun yang Terhindar Reruntuhan
Bandung
Jeritan dan Darah di Mana-mana, Cerita Mencekam Korban Selamat dari Ambruknya Bangunan Majelis Taklim Bogor
Jeritan dan Darah di Mana-mana, Cerita Mencekam Korban Selamat dari Ambruknya Bangunan Majelis Taklim Bogor
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau