Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Manufaktur Indonesia Bangkit, PMI Tembus Ekspansi Usai 5 Bulan Tertekan

Kompas.com - 03/09/2025, 08:15 WIB
Suparjo Ramalan ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah lima bulan berturut-turut terjebak dalam kontraksi, industri manufaktur Indonesia akhirnya kembali bernapas lega. Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur pada Agustus 2025 menembus level ekspansi di angka 51,5, naik 2,3 poin dibanding Juli yang hanya 49,2.

Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, menilai lonjakan tersebut memperlihatkan kepercayaan pelaku industri dalam menjalankan usahanya. Bahkan ketahanan industri manufaktur dalam negeri di semakin baik tengah dinamika politik dan ekonomi nasional maupun global.

“Kami menyambut baik laporan PMI manufaktur bulan Agustus ini yang menunjukkan adanya pemulihan kinerja manufaktur nasional. Peningkatan ini didorong oleh bertambahnya pesanan baru, baik itu dari pasar domestik maupun ekspor, serta juga meningkatnya aktivitas pada produksi,” ujar Agus dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (3/8/2025).

Baca juga: China-Indonesia Perkuat Ekosistem Manufaktur Lewat Forum Bisnis OCBC One Connect 2025

Secara teknikal, lanjut Agus, penguatan PMI pada Agustus 2025 ditopang oleh meningkatnya pesanan baru (new orders) yang melonjak dari 48,3 pada Juli menjadi 52,3 atau naik 4,0 poin. Lonjakan ini didukung oleh pertumbuhan pesanan ekspor baru yang naik 2,8 poin menjadi 51,2, menandakan adanya peningkatan permintaan dari pasar global.

Selain itu, aktivitas produksi (output/activity) juga meningkat dari 49,0 ke 52,6 atau naik 3,6 poin, sehingga kapasitas produksi industri kembali ke level ekspansif.

Perusahaan pun menambah tenaga kerja, tercermin dari indeks employment yang naik menjadi 50,4, serta meningkatkan aktivitas pembelian bahan baku, dengan quantity of purchases naik 3,1 poin ke level 51,6.

Baca juga: Bocoran Menperin soal Reformasi TKDN: Aturan Baru Sudah Finalisasi, Beri Kemudahan untuk Bisnis

Menperin, Agus Gumiwang Kartasasmita, mencatat PMI Manufaktur pada Agustus 2025 menembus level ekspansi di angka 51,5KOMPAS.com/SUPARJO RAMALAN/DOKUMENTASI KEMENPERIN Menperin, Agus Gumiwang Kartasasmita, mencatat PMI Manufaktur pada Agustus 2025 menembus level ekspansi di angka 51,5
Perbaikan lain terlihat pada stocks of purchases yang meningkat 2,2 poin ke 51,1, serta membaiknya waktu pengiriman pemasok (suppliers’ delivery times) yang naik ke 50,0. Kombinasi variabel-variabel utama inilah yang mendorong PMI manufaktur Indonesia menembus kembali fase ekspansi pada Agustus 2025.

Namun demikian, Menperin mengingatkan bahwa keberlanjutan tren positif industri manufaktur sangat erat kaitannya dengan stabilitas nasional.

“Industri butuh kondisi yang kondusif dalam menjalankan operasionalnya. Situasi yang mengarah ke destabilisasi, makar, atau kerusuhan dikhawatirkan akan menurunkan kembali tingkat optimisme para pelaku industri,” paparnya.

Baca juga: Dukung Hilirisasi, Bank Mandiri Catat Penyaluran Kredit ke Sektor Manufaktur Capai Rp 185,2 Triliun

Menurutnya, sektor manufaktur berbeda dengan sektor lain karena memiliki ekosistem yang luas dan sensitif.

“Manufaktur melibatkan banyak kegiatan, mulai dari forward linkages, backward linkages, investasi, UMR, bahan baku, logistik, hingga sumber daya energi. Semua rantai ini harus dijaga agar optimisme tetap tumbuh,” beber Agus.

Menperin menambahkan, PMI manufaktur tidak pernah dijadikan tolak ukur oleh Kemenperin sebagai landasan menganalisa kondisi lapangan, melainkan hanya dipandang sebagai salah satu indikator tambahan untuk melengkapi analisis.

“Bagi kami, IKI jauh lebih representatif karena melibatkan responden yang lebih besar, yaitu sebanyak 2.500–3.000 perusahaan industri dari 23 subsektor,” jelasnya.

Baca juga: Momentum Ramadhan dan Lebaran Surut: Impor Murah Tahan Lonjakan PMI Manufaktur

Halaman:


Terkini Lainnya
Anggaran Berubah Arah, Stok Beras Bulog Berpotensi Bengkak hingga Rekor Tertinggi
Anggaran Berubah Arah, Stok Beras Bulog Berpotensi Bengkak hingga Rekor Tertinggi
Ekbis
Yen Anjlok Usai PM Jepang Mundur, Dollar AS Tertekan Data Ketenagakerjaan
Yen Anjlok Usai PM Jepang Mundur, Dollar AS Tertekan Data Ketenagakerjaan
Ekbis
Rupiah Menguat, Simak Kurs 5 Bank Besar di Indonesia
Rupiah Menguat, Simak Kurs 5 Bank Besar di Indonesia
Ekbis
IHSG Awal Sesi Menguat Dekati Level 8.000, Nilai Tukar Rupiah Menguat
IHSG Awal Sesi Menguat Dekati Level 8.000, Nilai Tukar Rupiah Menguat
Ekbis
Rencana IPO Merdeka Gold Resources (EMAS), Bidik Dana hingga Rp 4,88 Triliun
Rencana IPO Merdeka Gold Resources (EMAS), Bidik Dana hingga Rp 4,88 Triliun
Ekbis
IHSG Hari ini Bakal Melemah? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Senin
IHSG Hari ini Bakal Melemah? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Senin
Ekbis
Take Home Pay: Saatnya Berbasis Kinerja, Bukan Sekadar Jabatan
Take Home Pay: Saatnya Berbasis Kinerja, Bukan Sekadar Jabatan
Ekbis
Rekrutmen PCPM BI 2025 Dibuka: Cek Syarat, Jurusan, dan Cara Daftarnya
Rekrutmen PCPM BI 2025 Dibuka: Cek Syarat, Jurusan, dan Cara Daftarnya
Ekbis
Happy Vibes Banget! Hearts2Hearts Kompak Nyanyi Bahasa Indonesia di Iklan Shopee 9.9 Super Shopping Day
Happy Vibes Banget! Hearts2Hearts Kompak Nyanyi Bahasa Indonesia di Iklan Shopee 9.9 Super Shopping Day
Belanja
Konsisten Bantu Tangani Katarak, Sido Muncul Kembali Raih Perdami Award
Konsisten Bantu Tangani Katarak, Sido Muncul Kembali Raih Perdami Award
BrandzView
Proyeksi IHSG Pekan Ini, Ditopang Proyeksi Penurunan Suku Bunga dan Inflasi yang Terkendali
Proyeksi IHSG Pekan Ini, Ditopang Proyeksi Penurunan Suku Bunga dan Inflasi yang Terkendali
Ekbis
PM Jepang Shigeru Ishiba Mengundurkan Diri, Simak Proyeksi Pergerakan Pasar Asia-Pasifik Hari Ini
PM Jepang Shigeru Ishiba Mengundurkan Diri, Simak Proyeksi Pergerakan Pasar Asia-Pasifik Hari Ini
Ekbis
Sri Mulyani Rombak Struktur Sekretariat KSSK, Simak Perubahannya
Sri Mulyani Rombak Struktur Sekretariat KSSK, Simak Perubahannya
Ekbis
Permintaan Kredit Melemah, Likuiditas Bank Parkir di Instrumen Aman
Permintaan Kredit Melemah, Likuiditas Bank Parkir di Instrumen Aman
Ekbis
Harga Token Listrik 8-14 September 2025: Tarif per kWh Sesuai Daya
Harga Token Listrik 8-14 September 2025: Tarif per kWh Sesuai Daya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau