"Setelah itu maka masuk pada prosesi Balimau, yakni Izin Depati, Nyujung Limau, dan menurunkan Limau Tuo," kata Ade Putra Yudi Salih Kuning Barajato Panjang, saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (26/5/2025).
Pada prosesi izin Depati, para Ninik Mamak memohon izin kepada Depati agar proses Mandi Balimaunya segera dimulai.
Setelah mendapatkan restu, maka selanjutnya adalah prosesi Nyujung Limau atau membawa jeruk ke aliran Sungai Batang Merao, Desa Air Tenang, Kerinci, Jambi.
Pada momen inilah, hampir sekira 2.000 orang mulai berkumpul. Depati, Ninik Mamak yang awalnya berkumpul di Rumah Pesusun mulai keluar.
Para hulubalang, yang mengenakan jubah warna merah cerah, dan pedang di tangannya mulai beratraksi.
Sesekali hulubalang menggoreskan pedangnya ke aspal, yang menimbulkan suara keras, seolah peringatan agar ribuan orang yang berjejer sepanjang di tepi jalan membuka diri, agar para depati dapat berjalan lancar menuju sungai.
Dengan kawalan hulubalang dan suara khas dari gong yang dipukul, para depati dan ninik mamak mulai menuju pusat Mandi Balimau.
Ribuan orang kemudian dengan rapi mengikuti iringan tersebut. Setibanya di sungai, maka selanjutnya adalah prosesi Menurunkan Limau Tuo.
Menurunkan Limau Tuo ini, dilakukan oleh seorang Depati yang berarti orang pertama kali menyiramkan irisan jeruk di sungai.
Baca juga: Tradisi Menyambut Ramadhan, dari Balimau di Riau hingga Ruwahan di Jawa
Kemudian, para ninik mamak naik ke atas sebuah panggung setinggi 2 meter, yang di bagian tengahnya dibuat menganga, sehingga terdapat sebuah lorong atau layaknya gerbang tempat warga melintas.
Setelah itu, masuk pada prosesi Balimau Anak Betino, yang artinya, ribuan orang yang mengikuti iringan Depati, mulai berjalan di bawah panggung.
Ribuan orang ini berbaris rapi, mengikuti aliran air sungai. Mereka kemudian melintas di bawah panggung kayu itu.
Ninik mamak kemudian memercikkan air jeruk dengan daun khusus pada masyarakat yang melintas di bawahnya.
Antusiasme warga, membuat antrean mengular. Mereka perlahan berjalan di bawah ninik mamak, dengan harapan mendapat percikan dari air jeruk empat jenis tersebut.
Sebagian warga tampak mengulurkan tangannya kepada ninik mamak yang berada di atas, berharap mendapat sedikit irisan jeruk yang telah didoakan tersebut.