Menurut mereka, pembicaraan mengenai integrasi Argentina ke dalam Program Bebas Visa tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Pejabat tinggi bea cukai Argentina, Juan Pazo, yang ikut dalam delegasi, juga membantah bahwa kunjungan tersebut berkaitan langsung dengan penandatanganan kesepakatan.
Menurut Pazo, tujuan utama kunjungan adalah untuk membahas aspek teknis dan peningkatan infrastruktur bea cukai Argentina sebagai persiapan untuk mengikuti program tersebut.
“Kami bertemu dengan tim CBP dan melakukan kunjungan operasional yang diperlukan untuk menentukan aspek teknis pelaksanaan program, seperti peralatan, dukungan sistem, dan personel,” jelas Pazo.
“Tiga hari kerja dan kerja sama dengan otoritas pemerintah AS sama sekali tidak sesuai dengan apa yang digambarkan dalam artikel pers. Terakhir, saya harus mengklarifikasi bahwa kunjungan delegasi ARCA tidak ada hubungannya dengan pelaksanaan Program Bebas Visa,” tambahnya.
Baca juga: AS Akan Tolak Visa Delegasi Palestina untuk Hadiri Sidang Umum PBB
Laporan Axios juga menyebut bahwa kegagalan ini memicu ketegangan internal di pemerintahan Trump.
Beberapa minggu setelah insiden, Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Kepala Staf Gedung Putih Susie Wiles dikabarkan mengirim memo kepada para pejabat federal agar lebih berhati-hati dalam menjelaskan tujuan dan ruang lingkup pertemuan atau kunjungan luar negeri kepada Dewan Keamanan Nasional.
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS disebut tidak tergesa-gesa menandatangani perjanjian bebas visa karena kekhawatiran terhadap situasi politik di Argentina.
Pemerintah Milei saat ini tengah menghadapi tuduhan korupsi yang melibatkan saudara perempuan dan sejumlah orang dekatnya. Tuduhan ini telah dibantah oleh pihak Milei.
Menurut Axios, pihak Menteri Luar Negeri ingin memperdalam dialog dengan Argentina sebelum membuat komitmen resmi terkait Program Bebas Visa.
Pejabat DHS menegaskan kembali bahwa tidak ada perjanjian baru yang tertunda penandatanganannya.
“Kami berharap dapat bekerja sama dengan mereka di masa mendatang,” kata seorang pejabat kepada Axios.
Baca juga: 55 Juta Visa AS Masuk Radar Pengawasan Trump, Terancam Dicabut Sewaktu-waktu
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini