Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerjakan Robot ke-1 Juta dan Integrasi AI, Amazon Bakal PHK Massal?

Kompas.com - Diperbarui 10/07/2025, 14:41 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber CNBC

NEW YORK. KOMPAS.com - Amazon mengoperasikan robot ke-1 juta di fasilitasnya. 

Dikutip dari CNBC, Kamis (3/7/2025), Amazon menyatakan seluruh armada tersebut akan ditenagai oleh model kecerdasan buatan (AI) generatif yang baru diluncurkan.

Langkah tersebut diambil di tengah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) dan kekhawatiran akan otomatisasi yang semakin meningkat di kalangan perusahaan teknologi.

"Pencapaian robot ke-1 juta, yang kini menjadi bagian dari jaringan global Amazon di lebih dari 300 fasilitas, semakin memperkuat posisi perusahaan sebagai produsen dan operator robotika mobile terbesar di dunia, kata Scott Dresser," Wakil Presiden Amazon Robotics dalam siaran pers Senin (30/6/2025) waktu setempat.

Baca juga: Kiamat Pekerjaan Kelas Menengah: 5 Karier Ini Akan Diambil Alih AI pada 2030

Dresser menjelaskan, model AI baru bernama DeepFleet akan mengoordinasikan pergerakan robot-robot di pusat pemenuhan pesanan (model AI baru bernama DeepFleet akan mengoordinasikan pergerakan robot-robot di pusat pemenuhan pesanan), memangkas waktu perjalanan armada hingga 10 persen dan memungkinkan pengiriman paket yang lebih cepat serta hemat biaya.

Amazon mulai menggunakan robot di fasilitasnya sejak 2012, terutama untuk memindahkan rak-rak inventaris di lantai gudang.

Sejak saat itu, peran robot berkembang pesat. Dari yang mampu mengangkat inventaris lebih dari 560 kilogram, hingga robot otonom penuh yang dapat bernavigasi membawa pesanan pelanggan secara mandiri.

Sementara itu, robot humanoid berbasis AI, yang dirancang menyerupai bentuk dan gerakan manusia, diperkirakan mulai digunakan di pabrik milik Tesla pada tahun ini.

Kekhawatiran PHK

Meski kemajuan dalam robotika AI seperti yang digunakan Amazon menjanjikan peningkatan produktivitas, hal ini juga memicu kekhawatiran mengenai potensi hilangnya lapangan pekerjaan secara besar-besaran.

Sebuah survei Pew Research yang dirilis pada Maret 2025 menunjukkan bahwa baik para ahli AI maupun masyarakat umum menilai pekerja pabrik sebagai salah satu kelompok paling rentan kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi berbasis AI.

Scott Dresser mencoba menanggapi kekhawatiran ini.

“Robot-robot ini bekerja berdampingan dengan karyawan kami, menangani tugas berat dan berulang, sambil menciptakan peluang baru bagi operator lini depan untuk mengembangkan keterampilan teknis,” ujarnya.

Ia menambahkan, pusat pemenuhan generasi terbaru Amazon di Shreveport, Louisiana, yang diluncurkan akhir tahun lalu, justru membutuhkan 30 persen lebih banyak karyawan di bidang keandalan, pemeliharaan, dan rekayasa.

Namun, pengumuman ekspansi robot Amazon ini muncul tak lama setelah CEO Andy Jassy menyatakan bahwa adopsi cepat AI generatif di Amazon akan menyebabkan lebih sedikit orang yang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang mulai bisa diotomatisasi oleh teknologi tersebut.

Baca juga: AI Ancam Pekerjaan Manusia, 7 Profesi Ini Masih Aman

Jassy juga mengatakan, meskipun AI menghilangkan beberapa jenis pekerjaan, Amazon akan terus merekrut tenaga kerja di bidang AI, robotika, dan bidang lain.

Namun dalam memo kepada karyawan awal Juni 2025, ia mengakui bahwa jumlah tenaga kerja Amazon kemungkinan akan menyusut dalam beberapa tahun mendatang karena kemajuan teknologi.

Penurunan itu tampaknya sudah dimulai. CNBC melaporkan bahwa Amazon memangkas lebih dari 27.000 pekerjaan selama 2022 dan 2023, dan terus melakukan pemangkasan yang lebih terarah di berbagai unit bisnis.

CEO teknologi lain, seperti CEO Shopify Tobi Lutke, juga telah memperingatkan dampak AI terhadap jumlah tenaga kerja. Hal ini terjadi seiring gelombang PHK yang dilakukan berbagai perusahaan yang tengah gencar berinvestasi dan mengadopsi teknologi AI.

Menurut situs pelacak Layoffs.fyi, sebanyak 551 perusahaan teknologi melakukan PHK terhadap sekitar 153.000 karyawan sepanjang tahun lalu.

Sementara itu, laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada Februari 2025 menyebutkan bahwa 48 persen pemberi kerja di AS berencana mengurangi jumlah karyawan akibat penggunaan AI.

Baca juga: AI Ancam Ambil Alih Pekerjaan Manusia, Kuasai 3 Skill Ini

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Ekbis
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Energi
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
Ekbis
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Ekbis
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Ekbis
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
Ekbis
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau