KOMPAS.com- Revolusi kecerdasan buatan (AI) mengubah secara mendasar lanskap pekerjaan global.
Peran profesional kelas menengah, yang selama ini dianggap aman, semakin rentan. Transformasi besar diyakini bakal tak terelakkan lagi di banyak sektor.
Pekerjaan yang bersifat repetitif, berbasis data, dan pengambilan keputusan rutin menjadi target utama disrupsi AI.
Perusahaan di berbagai sektor semakin mengadopsi solusi berbasis AI untuk merampingkan operasi, menekan biaya, dan meningkatkan efisiensi. Perubahan ini bukan sekadar kemajuan teknologi, tetapi restrukturisasi fundamental cara kerja dilakukan dalam ekonomi modern.
Baca juga: DJP Bakal Pakai AI untuk Awasi Kekayaan Wajib Pajak di Media Sosial
Berikut adalah lima jalur karier yang rentan diambil alih AI, seperti dikutip dari New Trader U:
1. Paralegal dan Asisten Riset Hukum
Peran pendukung hukum mengalami disrupsi besar karena platform AI kini mampu melakukan riset hukum kompleks dan analisis dokumen. Sistem ini dapat memindai ribuan dokumen hukum dalam hitungan menit, mengidentifikasi preseden relevan, dan mengekstrak informasi penting dari kontrak maupun berkas perkara.
Teknologi ini melampaui pencarian dokumen sederhana dengan kemampuan untuk analisis kontrak, proses uji tuntas (due diligence), hingga pemantauan kepatuhan regulasi.
Sistem AI mampu mengidentifikasi potensi masalah, menandai inkonsistensi, dan menghasilkan penilaian awal yang sebelumnya memerlukan jam-jam riset manusia.
Platform hukum berbasis AI kini cukup canggih untuk menangani tugas analitis kompleks, memahami konsep hukum, mengenali pola kasus, serta memberikan wawasan yang membantu pengacara membuat keputusan strategis. Kemajuan ini mengurangi kebutuhan akan riset paralegal tradisional dan peran persiapan dokumen.
2. Petugas Entri Data dan Administrasi
Posisi entri data dan petugas administrasi mengalami disrupsi besar seiring dengan berkembangnya teknologi AI.
Sistem Optical Character Recognition (OCR) mampu mengekstrak dan memproses informasi dari dokumen dengan akurasi tinggi, sementara Natural language processing (NLP) memungkinkan komputer memahami dan mengatur data teks tidak terstruktur. Robotic Process Automation (RPA) kini cukup canggih untuk menangani alur kerja kompleks yang sebelumnya membutuhkan intervensi manusia.
Perusahaan semakin banyak menggunakan solusi AI untuk memproses faktur, mengatur jadwal, mengelola basis data, hingga menangani korespondensi tanpa pengawasan manusia. Sistem ini bekerja tanpa henti, memproses informasi lebih cepat daripada manusia, dan menjaga konsistensi akurasi.
Integrasi AI dengan perangkat lunak perusahaan telah menciptakan alur kerja mulus yang menghilangkan kebutuhan manipulasi data secara manual.