Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Prabowo-Gibran: Bansos dan Insentif Dorong Konsumsi dan Lapangan Kerja

Kompas.com - 21/10/2025, 15:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengawali tahun pertama masa kerja dengan menggelontorkan berbagai insentif dan bantuan sosial atau bansos.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, program bansos ke depannya di masa pemerintahan Prabowo-Gibran harus memperhatikan beberapa hal agar dampaknya masih terasa dan efisien.

"Pertama, perkuat penargetan dan integrasi data penerima (DTSEN) lintas program baik Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan nasional (PBI JKN), hingga Bantuan Subsidi Upah (BSU) agar kebocoran berkurang, tumpang tindih tersaring, dan nilai manfaat per penerima meningkat;" kata dia kepada Kompas.com, Selasa (21/10/2025).

Menurut dia, hal ini sejalan dengan praktik pelaksanaan bansos yang sudah mengandalkan validasi data.

Kedua, pemerintah perlu membuat skema bansos lebih countercyclical atau lebih bertujuan menstabilkan ekonomi dengan indikator pemicu seperti lonjakan harga pangan, pelemahan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK), atau guncangan kerja region spesifik dapat memicu top-up sementara, lalu normalisasi saat indikator membaik.

Baca juga: Catatan Setahun Prabowo-Gibran: Bansos dan Insentif jadi Obat Mujarab di Tengah Pelemahan Konsumsi Rumah Tangga

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede saat public expoos 2025 di Jakarta, Jumat (7/3/2025).KOMPAS.com/ISNA RIFKA SRI RAHAYU Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede saat public expoos 2025 di Jakarta, Jumat (7/3/2025).
Ketiga, komposisi penyaluran bansos perlu digeser dari sekadar transfer ke transfer produktif. Pemerintah perlu memadukan bansos dengan voucher pelatihan atau sertifikasi, insentif mobilitas kerja, dan perluasan padat karya berorientasi peremajaan mesin dan alat di UMKM.

"Ini selaras dengan program padat karya mesin dan Manfaat Layanan Tambahan (MLT) perumahan yang sudah berjalan," imbuh dia.

Lebih lanjut, Josua menuturkan, untuk program besar seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), pemerintah harus menjaga kualitas implementasi dengan menetapkan standar gizi dan kebersihan, pastikan pengadaan berbasis pasokan lokal seperti petani, nelayan, peternak, UMKM.

Hal tersebut perlu dilakukan agar efek multiplier ke desa dan ketahanan pangan nyata, dan berlakukan reviu berkala berbasis outcome berupa absensi, status gizi, hingga capaian belajar.

Menurut Josua, realisasi awal menunjukkan jangkauan puluhan juta penerima dan klaim daya dorong terhadap ekonomi lokal. Ini momentum untuk memperkuat tata kelola, bukan sekadar memperluas belanja.

Baca juga: Catatan Setahun Prabowo-Gibran: Bansos dan Insentif Bantu Masyarakat Jaga Daya Beli

Kelima, Josua berharap pemerintah dapat meneruskan sinergi pengendalian inflasi pangan dengan Stabilisasi Harga dan Harga Pangan (SPHP), cadangan beras pemerintah, dan subsidi tepat sasaran.

Itu bertujuan agar bansos tidak tergerus kenaikan harga. Pemerintah juga perlu menjaga jaga disiplin fiskal pada koridor defisit 3 persen agar kredibilitas kebijakan tetap kuat.

"Dengan kombinasi penargetan tajam, desain yang produktif, serta koordinasi moneter-fiskal yang solid, bansos tidak hanya menahan pelemahan konsumsi jangka pendek, tetapi juga menyiapkan dampak yang lebih tahan lama terhadap kesempatan kerja, kualitas SDM, dan prospek pertumbuhan," ucap dia.

Baca juga: 1 Tahun Prabowo-Gibran: Kenaikan UMP Hingga BSU Jadi Capaian Kinerja Ketenagakerjaan

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau