KOMPAS.com - Kue bulan atau mooncake menjadi salah satu hidangan khas yang selalu hadir saat perayaan Mid-Autumn Festival alias Festival Pertengahan Musim Gugur.
Kue berbentuk bulat ini tak hanya memikat karena tampilannya yang cantik, tetapi rasanya juga lezat dan cocok disuguhan sebagai hadiah untuk orang tersayang.
Chinese Chef di The Ritz Carlton Jakarta, Pacific Place Ng Aik Choon mengatakan, ada beragam isian yang digunakan untuk membuat kue bulan.
Baca juga:
"Pada dasarnya tidak ada ketentuan harus rasa apa untuk isian kue bulan. Semua rasa bisa, tidak harus manis, bisa disesuaikan dengan selera," kata Ng Aik kepada Kompas.com di The Ritz Carlton Jakarta, Pacific Place, pada Jumat (9/8/2025).
Namun secara tradisional, kue bulan yang klasik menggunakan isian lotus, kacang merah, dan wijen hitam.
Di balik isiannya yang tebal, ada kulit tipis yang membalut sempurna. Meskipun tipis, tetapi kulit kue bulan tidak mudah sobek.
“Biasanya di dalam kulit mooncake itu ada tepung gandum, sirup yang dimasak sendiri, dan peanut oil yang membuat aromanya lebih wangi,” jelasnya.
Bahan dasar kue bulan dimulai dari tepung gandum yang menjadi struktur kulit, sirup yang dimasak sendiri untuk memberikan rasa manis alami sekaligus kelembutan tekstur, serta yang memberi wangi khas.
Baca juga:
Setelah bahan kulit selesai dibentuk menjadi adonan, proses pembuatan kue bulan dimulai dengan menaruh tepung gandum di atas permukaan datar.
Setelah itu pipihkan adonan kulit, proses ini sering disebut dengan istilah bukak kulit. Pemipihan bisa dilakukan menggunakan rolling pin atau alat pipih lainnya.
"Kuilitnya jangan terlalu tipis, nanti tidak seimbang," sarannya.
Tahap selanjutnya yaitu membalut isian kue bulan dengan adonan kulit. Kata Ng Aik, proses ini sekilas tampak mudah, tetapi butuh keahlian agar kulit menutup isian dengan sempurna tanpa ada udara di dalamnya.
"Tekan isian sambil kulitnya ditarik, semakin ke ujung semakin mengerucut. Persempit ruang hingga tidak ada udara di dalam, lalu bulatkan kembali,” katanya.