Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senasib Pemerintah Korup, Warga Asia Tenggara Dukung Demo Indonesia

Kompas.com - 06/09/2025, 14:04 WIB
BBC INDONESIA,
Shintaloka Pradita Sicca

Tim Redaksi

Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital, Firman Kurniawan, menjelaskan solidaritas warga di Asia Tenggara pada pengemudi ojek online sepanjang unjuk rasa menuntut perbaikan Indonesia, merupakan "perwujudan dari network society" atau "masyarakat yang berjejaring".

"Ini bukan merupkan gejala baru. Sejak terhubungnya komputer dengan internet, bentuk masyarakat yang berjejaring ini sudah menjadi realitas," ujar Firman.

"Gerakan Arab Spring 2010 maupun Wallstreet Occupied yang tak lama setelahnya, merupakan bukti bahwa pada suatu peristiwa tak terjadi pembatasan yang bersifat lokal atau hanya berpusat di tempat yang mengalami peristiwa. Peristiwa itu terdistribusi global," lanjutnya.

Media sosial merupakan sarana efektif yang menginformasikan peristiwa dengan membawa emosi yang ada di dalamnya. "Rasa marah, geram, sedih, prihatin terdistribusi real time melalui konten. Seluruhnya dapat dirasakan konsumen konten, tertular emosi yang membuncah," kata Firman.

Di sisi lain, ia berkata media sosial tidak hanya mengamplifikasi gerakan tapi juga menguak segala hal di baliknya.

Misal pada kasus pengemudi ojek online Affan Kurniawan, publik di luar Indonesia ikut mengetahui kisah dan kehidupan Affan yang jauh dari sejahtera hingga tetap bekerja di tengah risiko kekerasan dalam unjuk rasa.

"Ini membangkitkan simpati yang juga menular sebagai gerakan untuk meringankan penderitaan para pengemudi ojek online," ujar Firman.

Sementara itu, para diaspora Indonesia, termasuk para mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri, yang turut bergerak juga memanfaatkan media sosial untuk menyatukan kekuatan, kata Firman.

"Selain gerakan itu sebagai bukti kecintaan pada tanah airnya, tak tertutup para diaspora terimbas oleh kebijakan-kebijakan pemerintah selama ini. Diaspora mengirimkan keprihatinannya dalam wujud konten, yang merepresentasikan unjuk rasa yang turut dilakukannya."

Baca juga: Demo Diaspora Indonesia di Jerman, Kecam Rezim di Tanah Air: Rakyat Tak Akan Tinggal Diam

Diaspora Indonesia bergerak

"Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan!"

Pekikan Pipin Jamson diikuti ratusan diaspora Indonesia yang berkumpul di Federation Square, Melbourne, pada Selasa (02/09). Selanjutnya, aksi yang dilakukan berupa orasi, pembacaan puisi, bernyanyi, berdoa bersama, dan memberikan pernyataan bersama.

Di berbagai belahan benua lain, diaspora Indonesia juga beraksi dan menyatakan tuntutannya. Berikut sejumlah tuntutannya kepada Presiden Prabowo Subianto, Kapolri, TNI, dan DPR:

  1. Hentikan kekerasan polisi terhadap demonstran dan bebaskan seluruh demonstran yang ditahan secara sewenang-wenang;
  2. Hentikan pembungkaman ekspresi berupa pemutusan dan pembatasan akses dan manipulasi informasi digital, tekanan pada institusi pers dan perguruan tinggi, maupun kriminalisasi kritik;
  3. Bentuk Tim Independen untuk melakukan investigasi kasus pembunuhan Affan Kurniawan, Muhamad Akbar Basri, Syahrina Wati, Syaiful Akbar, Rusdam Diansyah, Rheza Sendy Pratama, Andika Lutfi Falah, Sumari, Iko Juliant Junior, Septinus Sesa, dan korban kekerasan aparat bersenjata lainnya, yang bekerja dengan transparan dan akuntabel;
  4. Sediakan layanan pemulihan bagi para korban dan keluarga korban kekerasan;
  5. Hentikan dan mencabut pelibatan TNI pada jabatan sipil serta dalam pengamanan aksi;
  6. Presiden untuk meminta maaf dan mencabut tuduhan makar dan terorisme pada rakyat Indonesia;
  7. Reformasi menyeluruh pada instansi Polri dengan membatasi kewenangan dan membentuk mekanisme pengawasan independen yang akuntabel;
  8. Tinjau ulang semua kebijakan sektor ekonomi yang merugikan rakyat dan memprioritaskan APBN untuk kepentingan pendidikan, kesehatan, layanan publik, dan pembukaan lapangan kerja;
  9. Batalkan kenaikan gaji, tunjangan, fasilitas, dan pensiun anggota DPR;
  10. DPR dan ketua partai politik untuk berhentikan anggota DPR yang melanggar etik dan menimbulkan kemarahan rakyat;
  11. Reformasi sistem partai politik dan pemilihan umum yang partisipatif, transparan dan akuntabel.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Staf KBRI di Peru Tewas Ditembak | PBB Komentari Demo Indonesia

Sebelum di Melbourne, tuntutan ini disampaikan para mahasiswa dan komunitas diaspora Indonesia di New York melalui KJRI pada Senin (01/09).

Mereka melakukan long-march dari Central Park sampai KJRI. Usai menyampaikan tuntutan, mereka melakukan doa bersama sambil menyalakan lilin dan meletakkan bunga untuk menghormati 10 orang korban meninggal sepanjang aksi sepekan lalu.

Di Berlin, tim Jerman Bergerak juga sudah melakukan aksi serupa pada Minggu (31/08). Aksi selanjutnya dijadwalkan pada Kamis (04/09) di Bonn dan pada Minggu (07/09) di Hannover.

Selain di Bonn, Jerman, para diaspora Indonesia di Den Haag, Belanda, di Canberra, Australia, dan di London, Inggris Raya juga akan melakukan aksi pada Kamis (04/09).

"Kami mendesak semua pihak untuk menghentikan kekerasan agar tidak ada lagi korban sipil, khususnya bagi aparat keamanan yang punya akses terhadap senjata dan instrumen kekerasan," kata Perwakilan akademisi Indonesia di Inggris Raya, Ahmad Umar.

"Kami mendesak pemerintah bertanggungjawab atas meninggalnya korban sipil. Tanggung jawab pemerintah sangat penting. Pemerintah juga harus mengakomodasi tuntutan gerakan masyarakat sipil terutama reformasi kepolisian, perbaikan kebijakan, dan menolak gaya hidup mewah pejabat Indonesia," imbuh Ahmad.

Artikel ini pernah tayang di BBC Indonesia dengan judul Dukungan warga Malaysia dan negara lain untuk aksi di Indonesia – 'Pemerintah kita sama buruk dan korup'.

Baca juga: Warga Malaysia Peduli Demo Indonesia, Ramai-ramai Kirim Makanan via Ojol

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Halaman:

Terkini Lainnya
Sudah Tajir, Elon Musk Akan Diguyur Rp 15 Kuadriliun dari Tesla
Sudah Tajir, Elon Musk Akan Diguyur Rp 15 Kuadriliun dari Tesla
Global
Drone Houthi Tembus Pertahanan Israel, Sirene Peringatan Tak Bunyi
Drone Houthi Tembus Pertahanan Israel, Sirene Peringatan Tak Bunyi
Global
Profil Shigeru Ishiba, PM Jepang yang Mundur Usai Menjabat Setahun
Profil Shigeru Ishiba, PM Jepang yang Mundur Usai Menjabat Setahun
Global
Rusia Lancarkan Serangan Udara Tebesar, Hantam Kompleks Pemerintahan Ukraina 
Rusia Lancarkan Serangan Udara Tebesar, Hantam Kompleks Pemerintahan Ukraina 
Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Aksi Solidaritas Pemuda Malaysia, Kapal Rp 16 Miliar Tenggelam Setelah Diluncurkan
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Aksi Solidaritas Pemuda Malaysia, Kapal Rp 16 Miliar Tenggelam Setelah Diluncurkan
Global
PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya
PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya
Global
Selundupkan 362 Berlian Rp 5,2 Miliar ke Vietnam, Pria India Dipenjara 7 Tahun
Selundupkan 362 Berlian Rp 5,2 Miliar ke Vietnam, Pria India Dipenjara 7 Tahun
Global
Rumah Ibu Isaac Newton Ditemukan, Buka Sejarah Keluarga Sang Ilmuwan
Rumah Ibu Isaac Newton Ditemukan, Buka Sejarah Keluarga Sang Ilmuwan
Global
Balas Kematian PM, Houthi Yaman Tembakkan 3 Drone ke Arah Israel
Balas Kematian PM, Houthi Yaman Tembakkan 3 Drone ke Arah Israel
Global
Siapa Santo Carlo Acutis yang Baru Saja Dikanonisasi Paus Leo XIV?
Siapa Santo Carlo Acutis yang Baru Saja Dikanonisasi Paus Leo XIV?
Global
Pria Asing Diam-diam Huni Ruang Bawah Tanah Rumah Orang, Ada Listrik dan Kasur
Pria Asing Diam-diam Huni Ruang Bawah Tanah Rumah Orang, Ada Listrik dan Kasur
Global
Vaksin Kanker Buatan Rusia 2025 Diluncurkan dan Siap Digunakan
Vaksin Kanker Buatan Rusia 2025 Diluncurkan dan Siap Digunakan
Global
Kelompok Bersenjata Palestina Luncurkan 2 Roket ke Israel
Kelompok Bersenjata Palestina Luncurkan 2 Roket ke Israel
Global
Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama, Dijuluki 'Influencer Tuhan'
Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama, Dijuluki "Influencer Tuhan"
Global
Perluas Operasi Militer, Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit Kedua di Kota Gaza
Perluas Operasi Militer, Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit Kedua di Kota Gaza
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau