Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital, Firman Kurniawan, menjelaskan solidaritas warga di Asia Tenggara pada pengemudi ojek online sepanjang unjuk rasa menuntut perbaikan Indonesia, merupakan "perwujudan dari network society" atau "masyarakat yang berjejaring".
"Ini bukan merupkan gejala baru. Sejak terhubungnya komputer dengan internet, bentuk masyarakat yang berjejaring ini sudah menjadi realitas," ujar Firman.
"Gerakan Arab Spring 2010 maupun Wallstreet Occupied yang tak lama setelahnya, merupakan bukti bahwa pada suatu peristiwa tak terjadi pembatasan yang bersifat lokal atau hanya berpusat di tempat yang mengalami peristiwa. Peristiwa itu terdistribusi global," lanjutnya.
Media sosial merupakan sarana efektif yang menginformasikan peristiwa dengan membawa emosi yang ada di dalamnya. "Rasa marah, geram, sedih, prihatin terdistribusi real time melalui konten. Seluruhnya dapat dirasakan konsumen konten, tertular emosi yang membuncah," kata Firman.
Di sisi lain, ia berkata media sosial tidak hanya mengamplifikasi gerakan tapi juga menguak segala hal di baliknya.
Misal pada kasus pengemudi ojek online Affan Kurniawan, publik di luar Indonesia ikut mengetahui kisah dan kehidupan Affan yang jauh dari sejahtera hingga tetap bekerja di tengah risiko kekerasan dalam unjuk rasa.
"Ini membangkitkan simpati yang juga menular sebagai gerakan untuk meringankan penderitaan para pengemudi ojek online," ujar Firman.
Sementara itu, para diaspora Indonesia, termasuk para mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri, yang turut bergerak juga memanfaatkan media sosial untuk menyatukan kekuatan, kata Firman.
"Selain gerakan itu sebagai bukti kecintaan pada tanah airnya, tak tertutup para diaspora terimbas oleh kebijakan-kebijakan pemerintah selama ini. Diaspora mengirimkan keprihatinannya dalam wujud konten, yang merepresentasikan unjuk rasa yang turut dilakukannya."
Baca juga: Demo Diaspora Indonesia di Jerman, Kecam Rezim di Tanah Air: Rakyat Tak Akan Tinggal Diam
"Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan!"
Pekikan Pipin Jamson diikuti ratusan diaspora Indonesia yang berkumpul di Federation Square, Melbourne, pada Selasa (02/09). Selanjutnya, aksi yang dilakukan berupa orasi, pembacaan puisi, bernyanyi, berdoa bersama, dan memberikan pernyataan bersama.
Di berbagai belahan benua lain, diaspora Indonesia juga beraksi dan menyatakan tuntutannya. Berikut sejumlah tuntutannya kepada Presiden Prabowo Subianto, Kapolri, TNI, dan DPR:
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Staf KBRI di Peru Tewas Ditembak | PBB Komentari Demo Indonesia
Sebelum di Melbourne, tuntutan ini disampaikan para mahasiswa dan komunitas diaspora Indonesia di New York melalui KJRI pada Senin (01/09).
Mereka melakukan long-march dari Central Park sampai KJRI. Usai menyampaikan tuntutan, mereka melakukan doa bersama sambil menyalakan lilin dan meletakkan bunga untuk menghormati 10 orang korban meninggal sepanjang aksi sepekan lalu.
Di Berlin, tim Jerman Bergerak juga sudah melakukan aksi serupa pada Minggu (31/08). Aksi selanjutnya dijadwalkan pada Kamis (04/09) di Bonn dan pada Minggu (07/09) di Hannover.
Selain di Bonn, Jerman, para diaspora Indonesia di Den Haag, Belanda, di Canberra, Australia, dan di London, Inggris Raya juga akan melakukan aksi pada Kamis (04/09).
"Kami mendesak semua pihak untuk menghentikan kekerasan agar tidak ada lagi korban sipil, khususnya bagi aparat keamanan yang punya akses terhadap senjata dan instrumen kekerasan," kata Perwakilan akademisi Indonesia di Inggris Raya, Ahmad Umar.
"Kami mendesak pemerintah bertanggungjawab atas meninggalnya korban sipil. Tanggung jawab pemerintah sangat penting. Pemerintah juga harus mengakomodasi tuntutan gerakan masyarakat sipil terutama reformasi kepolisian, perbaikan kebijakan, dan menolak gaya hidup mewah pejabat Indonesia," imbuh Ahmad.
Artikel ini pernah tayang di BBC Indonesia dengan judul Dukungan warga Malaysia dan negara lain untuk aksi di Indonesia – 'Pemerintah kita sama buruk dan korup'.
Baca juga: Warga Malaysia Peduli Demo Indonesia, Ramai-ramai Kirim Makanan via Ojol
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini