Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intip Strategi Investasi agar Tetap Cuan di Tengah Gejolak Pasar

Kompas.com - 13/10/2025, 22:23 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Memasuki kuartal IV-2025, pasar keuangan kembali diuji oleh gejolak global dan arah kebijakan moneter yang belum pasti. Namun, di balik volatilitas tinggi itu, peluang meraih imbal hasil tetap terbuka bagi investor yang mampu menjaga strategi dan disiplin.

Founder Traderindo.com, Wahyu Laksono, mengatakan bahwa kunci menghadapi pasar yang berfluktuasi adalah fokus pada strategi jangka panjang dan tidak panik menghadapi pergerakan harga.

“Investor perlu menetapkan tujuan keuangan dan memahami profil risikonya sejak awal agar tetap tenang saat pasar volatil,” ujar Wahyu, Senin (13/10/2025).

Ia menegaskan pentingnya menyesuaikan portofolio dengan profil risiko masing-masing, baik konservatif, moderat, maupun agresif.

Baca juga: Investasi Emas atau Perak, Mana yang Lebih Menguntungkan?

Ubah Arah ke Investasi Dividen

Perencana Keuangan Advisors Alliance Group, Andy Nugroho, menilai saat volatilitas meningkat, investor bisa beralih dari gaya trading jangka pendek ke investasi berbasis dividen yang lebih stabil.

Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas Chory Agung Ramdhani menyebut disiplin investasi jangka panjang menjadi strategi terbaik menghadapi ketidakpastian pasar.

Ia merekomendasikan metode dollar-cost averaging (DCA), yaitu berinvestasi rutin tanpa memedulikan fluktuasi harga.

Menurut Chory, arah investasi ke depan akan banyak tertuju pada sektor hilirisasi komoditas dan energi baru terbarukan (EBT). Meski begitu, sektor perbankan besar tetap dianggap sebagai penopang stabilitas pasar.

Baca juga: Rahasia Warren Buffett Hadapi Inflasi: Bukan Emas, tapi Investasi Ini

“Obligasi negara juga menawarkan pendapatan tetap yang stabil di tengah ketidakpastian suku bunga global,” ujarnya.

Andy menambahkan, peluang investasi juga terbuka di sektor teknologi dan infrastruktur, sementara Wahyu menyebut digital economy, teknologi hijau, obligasi pemerintah, dan emas masih menjadi pilihan tangguh menghadapi gejolak global.

Ilustrasi investasi. Menjelang akhir 2025, pasar keuangan kembali bergejolak. Para analis menyarankan investor tetap tenang dan disiplin agar peluang cuan tidak hilang di tengah ketidakpastian.PIXABAY Ilustrasi investasi. Menjelang akhir 2025, pasar keuangan kembali bergejolak. Para analis menyarankan investor tetap tenang dan disiplin agar peluang cuan tidak hilang di tengah ketidakpastian.

Diversifikasi, Kunci Bertahan di Tengah Guncangan

Wahyu menilai diversifikasi portofolio menjadi langkah penting agar investor tidak terlalu bergantung pada satu instrumen. Ia menyarankan pembagian aset ke saham, obligasi, properti, dan emas, serta melakukan rebalancing berkala agar komposisi tetap ideal.

“Strategi ini membantu investor menjual saat harga tinggi dan membeli saat harga rendah secara otomatis,” katanya.

Untuk meminimalkan risiko, Wahyu merekomendasikan fokus pada saham berfundamental kuat (blue chip) dan obligasi pemerintah. Sementara emas tetap menjadi instrumen lindung nilai yang efektif di tengah ketidakpastian global.

Baca juga: Tak Harus Beli Saham, Ini 11 Pilihan Investasi dengan Potensi Cuan

Gabungkan Optimisme dan Kehati-hatian

Menurut Chory, strategi investasi menjelang akhir tahun perlu menggabungkan optimisme dan kehati-hatian.

“Penting untuk memperbesar porsi cash atau dana likuid sebagai amunisi memanfaatkan koreksi harga,” ujarnya.

Ia menilai momentum window dressing pada akhir tahun bisa dimanfaatkan secara selektif, terutama pada saham big caps berfundamental kuat dan saham dividen yang prospektif di awal tahun berikutnya.

Alokasi Investasi Sesuai Profil Risiko

Chory menyarankan agar investor menyesuaikan porsi aset dengan tingkat risikonya masing-masing:

  • Konservatif: fokus pada stabilitas, dengan 40-60 persen dana di obligasi, 20-40 persen di kas atau reksa dana pasar uang (RDPU), dan 10-30 persen di saham.
  • Moderat: menjaga keseimbangan, dengan 40-60 persen di saham, 30-40 persen di obligasi, dan 10-20 persen di kas atau RDPU.
  • Agresif: mengejar pertumbuhan, dengan 60-80 persen di saham atau reksa dana saham, serta 10-20 persen di kas.

“Dengan alokasi yang sesuai, investor dapat menghadapi gejolak pasar dengan lebih tenang dan tetap siap memanfaatkan peluang,” kata Chory.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Strategi Investasi Hadapi Gejolak Pasar Menjelang Akhir Tahun

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Ekbis
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Energi
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
Ekbis
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Ekbis
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Ekbis
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
Ekbis
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau