Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Family Office: Didorong Luhut Jalan Tahun Ini, Purbaya Tolak Gunakan APBN

Kompas.com - 14/10/2025, 13:15 WIB
Wahyu Wachid Anshory

Editor

KOMPAS.com - Rencana pembentukan family office di Indonesia kembali menjadi perbincangan hangat setelah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan penolakannya untuk membiayai proyek tersebut menggunakan dana negara.

Pernyataan ini memunculkan kembali perdebatan seputar konsep dan urgensi proyek yang diinisiasi oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.

Apa Itu Family Office dan Bagaimana Konsepnya?

Family office merupakan perusahaan swasta yang dibentuk untuk mengelola kekayaan, investasi, serta kebutuhan finansial keluarga super kaya.

Tujuan utamanya adalah menjaga, mengembangkan, dan mendistribusikan kekayaan lintas generasi. Konsep ini sebenarnya sudah lama populer di negara-negara seperti Singapura dan Hong Kong. Namun, syaratnya, dana tersebut harus diinvestasikan pada berbagai proyek nasional.

"Mereka tidak dikenakan pajak tapi harus investasi, dan dari investasi nanti akan kita pajaki," ujar Luhut melalui akun Instagram resminya pada Juli 2024.

Baca juga: Menkeu Purbaya Tak Mau Biayai Proyek Family Office Pakai APBN

Sebagai ilustrasi, seorang investor bisa menempatkan dana sebesar 10 juta hingga 30 juta dolar AS di Indonesia.

Dana itu kemudian akan diputar ke berbagai proyek strategis seperti hilirisasi industri, pengembangan rumput laut (seaweed), dan sektor lainnya.

Luhut menegaskan bahwa skema ini akan membantu meningkatkan investasi, menciptakan lapangan kerja, serta memperkuat perekonomian nasional.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Panjaitan saat ditemui usai HUT ke-80 TNI di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (5/10/2025). Luhut adalah pencetus wacana Family Office di Indonesia.KOMPAS.com/Tria Sutrisna Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Panjaitan saat ditemui usai HUT ke-80 TNI di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (5/10/2025). Luhut adalah pencetus wacana Family Office di Indonesia.

Mengapa Pemerintah Ingin Mendirikan Family Office?

Ide pembentukan family office pertama kali dicetuskan Luhut saat masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Saat itu, ia mengusulkan agar Bali dijadikan sebagai pusat (hub) family office di kawasan Asia, seperti halnya Hong Kong dan Singapura.

Baca juga: Luhut Targetkan Family Office Beroperasi Tahun Ini

Dalam berbagai kesempatan, Luhut mengungkapkan bahwa sudah ada beberapa konglomerat asing yang tertarik mendaftar program tersebut.

Menurutnya, potensi dana kelolaan yang bisa masuk ke Indonesia mencapai ratusan miliar dolar AS. Hal ini juga disampaikan oleh Sandiaga Uno yang kala itu menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

"Kalau Indonesia bisa menarik 5 persen saja dari total 11,7 triliun dolar AS dana kelolaan family office di dunia, maka itu setara dengan 500 miliar dolar AS dalam beberapa tahun ke depan," ujar Sandiaga usai rapat bersama Presiden Jokowi pada Juli 2024.

Ia menilai, peluang ini bisa menjadi tambahan penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.

Baca juga: Ini Alasan Para Miliarder Dunia Membangun Family Office di Hong Kong

Mengapa Proyek Ini Belum Terlaksana?

Meski gagasan family office telah digulirkan sejak 2024, hingga kini proyek tersebut belum terealisasi.

Halaman:


Terkini Lainnya
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Jawa Tengah
Anggota Propam Polres Tebo Terduga Pelaku Pembunuhan dan Pemerkosaan Dosen di Jambi, Kelabui CCTV
Anggota Propam Polres Tebo Terduga Pelaku Pembunuhan dan Pemerkosaan Dosen di Jambi, Kelabui CCTV
Sumatera Selatan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau