Luhut menyebut bahwa rencana tersebut masih dalam tahap finalisasi dan menunggu persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto. Ia berharap, pembentukan family office dapat dimulai tahun ini.
"Masih berjalan, kita lagi kejar terus. Kita harap bisa segera diputuskan Presiden. Kita harap tahun ini harus bisa (beroperasi)," ujar Luhut di Bursa Efek Indonesia pada Juli 2025.
Baca juga: Pemerintah Tengah Memfinalisasi Pembentukan Family Office di Indonesia
Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia yang telah lebih dahulu memiliki lembaga serupa.
Menariknya, Luhut juga sempat mengaku meminta masukan dari berbagai pihak, termasuk investor global seperti Ray Dalio, serta memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan seperti ChatGPT dan DeepSeek untuk merancang strategi pembentukan family office yang ideal.
Sementara itu, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa dirinya tidak keberatan terhadap rencana pembentukan family office, namun menolak penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk mendanai proyek tersebut.
Ia menilai, proyek seperti itu seharusnya dibiayai oleh pihak swasta atau lembaga terkait yang memiliki kepentingan langsung.
"Biar saja. Kalau DEN bisa bangun sendiri, ya bangun aja sendiri. Saya anggarannya enggak akan alihkan ke sana," tegas Purbaya saat ditemui di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Senin (13/10/2025).
Baca juga: Kemenkeu Siapkan Insentif Kompetitif untuk Pembentukan Family Office
Ia menambahkan bahwa fokus penggunaan APBN harus tetap pada program-program yang memiliki dampak langsung terhadap perekonomian masyarakat.
Menurutnya, setiap alokasi dana negara harus memenuhi prinsip tepat sasaran, tepat waktu, dan tidak rawan kebocoran.
"Saya fokus. Kalau kasih anggaran yang tepat, nanti pas pelaksananya, tepat waktu, tepat sasaran, dan nggak ada yang bocor," ucapnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Itu Family Office yang Dicetuskan Luhut dan Ditolak Purbaya Pakai Dana APBN?".
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang