Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aris Setiawan
Dosen

Etnomusikolog, Pengajar di Jurusan Etnomusikologi dan Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, anggota Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI).

Perang Royalti di Era Musik Generatif AI

Kompas.com - 15/07/2025, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDUSTRI musik global sedang mengalami pergeseran paradigma yang belum pernah terjadi sebelumnya seiring dengan penetrasi kecerdasan buatan (AI) ke dalam berbagai aspek produksi, distribusi, dan konsumsi musik.

Laporan tahunan IFPI Global Music Report mengungkapkan bahwa pasar musik dunia telah mencapai nilai 28,6 miliar dollar AS, dengan pertumbuhan 9,8 persen secara tahunan.

Kontribusi terbesar berasal dari platform streaming digital yang menyumbang 67 persen dari total pendapatan industri.

Fenomena ini tidak terlepas dari perkembangan pesat teknologi generative AI yang memungkinkan produksi konten musik secara otomatis dan masif, sebagaimana dibuktikan dalam penelitian melalui sistem MusicLM (Agostinelli, A., et al., 2023) yang mampu menghasilkan komposisi musik utuh hanya berdasarkan input teks deskriptif.

Eksperimen terkontrol yang dilakukan White et al., (2025) memberikan bukti empiris bahwa 40 persen dari 700-an responden penelitian gagal membedakan antara komposisi musik yang dihasilkan AI dengan karya komposer manusia dalam uji blind test.

Temuan ini mengindikasikan bahwa batas antara kreasi manusia dan mesin semakin kabur, terutama untuk genre-genre musik populer yang memiliki struktur harmonis dan ritmis lebih terprediksi.

Baca juga: Putusan Pengadilan AS: Penggunaan Data Pelatihan AI Tak Langgar Hak Cipta

Dalam konteks produksi musik komersial, teknologi semacam ini telah diadopsi oleh berbagai production house besar, termasuk yang bekerjasama dengan label rekaman utama untuk mempercepat proses penciptaan demo dan backing track.

Namun, kemudahan produksi musik berbasis AI membawa konsekuensi serius terhadap tata kelola hak cipta dan ekonomi kreatif.

Telaah komprehensif yang dilakukan MUSO dalam Anti-Piracy Report 2023 mengungkap kerugian finansial industri musik mencapai 2,7 miliar dollar AS per tahun akibat berbagai bentuk eksploitasi digital, termasuk manipulasi sistem streaming melalui jaringan bot terorganisir.

Kasus Michael Smith yang terungkap pada awal 2023, melalui investigasi U.S. District Court for the Southern District of New York memberikan contoh nyata tentang eksploitasi sistem musik digital melalui AI.

Smith menciptakan jaringan lebih dari 3.500 akun palsu di berbagai platform streaming dan menggunakan algoritma generative AI untuk memproduksi lebih dari 120.000 lagu fiktif dalam kurun waktu 18 bulan.

Menurut dokumen pengadilan, operasi ini menghasilkan sekitar 1,2 juta stream harian dengan pendapatan kotor mencapai 10 juta dollar AS (setara Rp 160 miliar).

Lebih mengkhawatirkan, sistem bot yang dikembangkan Smith mampu meniru pola streaming alami pengguna manusia dengan akurasi 92 persen, membuatnya sulit terdeteksi oleh algoritma platform selama lebih dari dua tahun.

Dampak ekonomi dari kasus Smith bersifat multidimensional. Analisis MIDiA Research (2023) menunjukkan bahwa setiap 1 juta stream palsu yang dihasilkan jaringan Smith setara dengan pengurangan pendapatan sebesar 3.000-4.000 dollar AS yang seharusnya diterima musisi legitimit.

Dalam skala makro, Federal Trade Commission dalam laporan khususnya (FTC, 2023) memperkirakan bahwa praktik serupa telah mengalihkan sekitar 300 juta dollar AS per tahun dari aliran royalti yang sah.

Halaman:


Terkini Lainnya
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Ekbis
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Energi
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
Ekbis
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Ekbis
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Ekbis
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
Ekbis
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau