Serangan Trump yang terus-menerus terhadap independensi The Fed juga telah membantu mendorong harga lebih tinggi baru-baru ini.
Trump telah berulang kali menekan The Fed untuk memangkas suku bunga guna merangsang pertumbuhan ekonomi AS.
Trump juga menyatakan keinginannya agar nilai dollar AS turun agar ekspor AS lebih murah.
Kedua skenario tersebut membuat emas lebih menarik bagi investor, kata Kyle Rodda, analis pasar keuangan senior di Capital.com.
Baca juga: Turun Rp 2.000, Harga Emas Antam Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 Per Gram
“Jika suku bunga naik, emas menjadi kurang menarik karena saya bisa mendapatkan lebih banyak keuntungan dengan menyimpannya di aset berbunga, seperti rekening bank,” kata Rodda kepada Al Jazeera.
“Namun, jika suku bunga turun, bunga yang saya terima lebih sedikit, membuat emas relatif lebih menarik untuk dimiliki," imbuhnya.
Hal yang sama berlaku untuk aset berbunga lainnya, seperti obligasi.
Rodda menjelaskan, investor asing yang berdagang dalam mata uang selain dollar AS juga mungkin ingin membeli lebih banyak emas ketika mata uang AS melemah, karena mereka akan mendapatkan nilai lebih untuk uang mereka.
Baca juga: Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Naik, Simak Rinciannya
Kegelisahan ekonomi di sejumlah negara juga memperkuat argumen untuk kenaikan harga emas.
Nilai tukar poundsterling Inggris dan yen Jepang telah merosot dalam beberapa hari terakhir di tengah kekhawatiran atas memburuknya kondisi keuangan publik di Inggris dan Jepang.
Yen juga terdampak oleh ketidakstabilan di partai yang berkuasa di Jepang.
“Ketika mata uang Anda kehilangan nilai, emas dipandang sebagai aset yang baik untuk melindungi dari risiko inflasi karena, tidak seperti mata uang, pasokan emas lebih terbatas dan oleh karena itu kurang rentan terhadap dilusi harga. Hal ini juga berlaku untuk negara-negara lain, seperti Turki dan Mesir,” ujar Tim Waterer, kepala analis pasar di KCM Trade di Australia.