Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Cetak Rekor Tertinggi Lagi, Ini Penopangnya

Kompas.com - 04/09/2025, 09:12 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC, Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Rabu (3/9/2025) kemarin dengan menyentuh level 3.570-an dollar AS per ons.

Reli emas berlanjut seiring menguatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), serta meningkatnya ketidakpastian politik dan ekonomi global.

Mengutip Reuters, pada penutupan perdagangan Rabu atau Kamis (4/9/2025) pagi WIB, harga emas di pasar spot naik 1,2 persen menjadi 3.576,59 dollar AS per ons, setelah pada awal perdagangan menyentuh level tertinggi sepanjang masa di 3.578,50 dollar AS per ons.

Sementara harga emas berjangka AS terpantau naik 1,2 persen ke level 3.635,50 dollar AS per ons.

Baca juga: Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa, Imbas Ekspektasi Pemangkasan Bunga The Fed

Penguatan emas terus berlanjut setelah pada perdagangan Selasa mencapai level 3.500 dollar AS per ons untuk pertama kalinya.

Pada Selasa, emas di pasar spot mencapai rekor tertinggi di 3.508,50 dollar AS per ons, dan emas berjangka AS di 3.565,50 dollar AS per ons.

Adapun kenaikan harga emas pada perdagangan Rabu kemarin terjadi setelah rilis data pemerintah AS yang menunjukkan jumlah lowongan kerja pada Juli 2025 turun lebih besar dari perkiraan, disertai perekrutan tenaga kerja yang moderat.

Data ini konsisten dengan kondisi pasar tenaga kerja yang melemah dan semakin memperkuat harapan pemangkasan suku bunga The Fed bulan ini.

"Emas sudah diperdagangkan di level rekor sebelum rilis data, dan angka yang lebih lemah membantu menopang harga logam mulia ini. Target kenaikan selanjutnya berada di kisaran 3.600 dollar AS per ons,” ujar Fawad Razaqzada, Analis Pasar City Index dan Forex.com.

Kini pasar meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed 16-17 September 2025 menjadi 98 persen, dari sebelumnya 92 persen, menurut CME FedWatch.

Pernyataan Gubernur The Fed Christopher Waller yang kembali menyerukan pemangkasan suku bunga bulan ini turut memperkuat sentimen.

Menurutnya, kecepatan pemangkasan suku bunga tergantung pada data ekonomi AS selanjutnya.

Saat ini investor memang tengah menanti rilisnya data klaim pengangguran AS dan data pekerjaan ADP pada hari Kamis, serta laporan penggajian non-pertanian AS pada hari Jumat.

Di sisi lain, ketegangan politik kian meningkat setelah Gubernur The Fed Lisa Cook menegaskan penolakannya atas upaya Presiden Donald Trump untuk mencopot dirinya dari jabatan.

"Kekhawatiran yang berkembang atas independensi bank sentral AS semakin menggerus kepercayaan pada aset berbasis dollar dan mendorong investor beralih ke emas,” kata para pedagang di Heraeus Metals.

Emas memang dikenal sebagai aset aman (safe haven) yang cenderung diminati saat ketidakpastian politik dan ekonomi meningkat, serta ketika suku bunga rendah.

"Reli emas masih punya ruang untuk berlanjut. Target jangka pendek hingga menengah berada di kisaran 3.600-3.800 dollar AS, bahkan bisa mencapai 4.000 dollar AS pada kuartal I tahun depan,” kata Peter Grant, Wakil Presiden sekaligus Senior Metals Strategist Zaner Metals.

Baca juga: Berkilau, Harga Emas Antam Hari Ini 3 September 2025 Melonjak Rp 26.000 Per Gram

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Anggaran Berubah Arah, Stok Beras Bulog Berpotensi Bengkak hingga Rekor Tertinggi
Anggaran Berubah Arah, Stok Beras Bulog Berpotensi Bengkak hingga Rekor Tertinggi
Ekbis
Yen Anjlok Usai PM Jepang Mundur, Dollar AS Tertekan Data Ketenagakerjaan
Yen Anjlok Usai PM Jepang Mundur, Dollar AS Tertekan Data Ketenagakerjaan
Ekbis
Rupiah Menguat, Simak Kurs 5 Bank Besar di Indonesia
Rupiah Menguat, Simak Kurs 5 Bank Besar di Indonesia
Ekbis
IHSG Awal Sesi Menguat Dekati Level 8.000, Nilai Tukar Rupiah Menguat
IHSG Awal Sesi Menguat Dekati Level 8.000, Nilai Tukar Rupiah Menguat
Ekbis
Rencana IPO Merdeka Gold Resources (EMAS), Bidik Dana hingga Rp 4,88 Triliun
Rencana IPO Merdeka Gold Resources (EMAS), Bidik Dana hingga Rp 4,88 Triliun
Ekbis
IHSG Hari ini Bakal Melemah? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Senin
IHSG Hari ini Bakal Melemah? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Senin
Ekbis
Take Home Pay: Saatnya Berbasis Kinerja, Bukan Sekadar Jabatan
Take Home Pay: Saatnya Berbasis Kinerja, Bukan Sekadar Jabatan
Ekbis
Rekrutmen PCPM BI 2025 Dibuka: Cek Syarat, Jurusan, dan Cara Daftarnya
Rekrutmen PCPM BI 2025 Dibuka: Cek Syarat, Jurusan, dan Cara Daftarnya
Ekbis
Happy Vibes Banget! Hearts2Hearts Kompak Nyanyi Bahasa Indonesia di Iklan Shopee 9.9 Super Shopping Day
Happy Vibes Banget! Hearts2Hearts Kompak Nyanyi Bahasa Indonesia di Iklan Shopee 9.9 Super Shopping Day
Belanja
Konsisten Bantu Tangani Katarak, Sido Muncul Kembali Raih Perdami Award
Konsisten Bantu Tangani Katarak, Sido Muncul Kembali Raih Perdami Award
BrandzView
Proyeksi IHSG Pekan Ini, Ditopang Proyeksi Penurunan Suku Bunga dan Inflasi yang Terkendali
Proyeksi IHSG Pekan Ini, Ditopang Proyeksi Penurunan Suku Bunga dan Inflasi yang Terkendali
Ekbis
PM Jepang Shigeru Ishiba Mengundurkan Diri, Simak Proyeksi Pergerakan Pasar Asia-Pasifik Hari Ini
PM Jepang Shigeru Ishiba Mengundurkan Diri, Simak Proyeksi Pergerakan Pasar Asia-Pasifik Hari Ini
Ekbis
Sri Mulyani Rombak Struktur Sekretariat KSSK, Simak Perubahannya
Sri Mulyani Rombak Struktur Sekretariat KSSK, Simak Perubahannya
Ekbis
Permintaan Kredit Melemah, Likuiditas Bank Parkir di Instrumen Aman
Permintaan Kredit Melemah, Likuiditas Bank Parkir di Instrumen Aman
Ekbis
Harga Token Listrik 8-14 September 2025: Tarif per kWh Sesuai Daya
Harga Token Listrik 8-14 September 2025: Tarif per kWh Sesuai Daya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau