Baca juga: Kenapa Gen Z Lebih Pilih Investasi Kripto dan Apa Risikonya?
“Kondisi stabil meski terjadi tekanan eksternal adalah tanda kepercayaan publik terhadap kripto makin kokoh,” katanya.
Menurutnya, tren positif transaksi kripto pada 2025 bisa menjadi katalis bagi transformasi ekonomi digital nasional.
“Jika tren ini berlanjut, kontribusi aset kripto terhadap perekonomian digital Indonesia akan semakin signifikan, terutama dalam memperluas partisipasi masyarakat pada layanan keuangan modern,” papar Antony.
Namun demikian, Antony mengingatkan investasi kripto tetap memiliki risiko tinggi.
Baca juga: Cara Diversifikasi Investasi dengan Kripto, Lakukan 4 Hal Ini
Investor disarankan untuk hanya menggunakan dana yang siap dialokasikan (uang dingin), tidak semata mengikuti tren pasar, serta perlu memahami fundamental dari setiap aset yang diperdagangkan.
“Bagi investor baru, strategi seperti Dollar-Cost Averaging (DCA) bisa menjadi pilihan yang bijak. Cara ini mengurangi dampak volatilitas pasar karena pembelian dilakukan secara konsisten dalam periode tertentu,” jelas Antony.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan industri kripto Indonesia tetap mencatat kinerja positif.
Sepanjang Juli 2025, transaksi kripto mencapai Rp 52,46 triliun, melonjak 62,36 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp 32,31 triliun.
Baca juga: Harga Kripto Ethereum (ETH) Sempat Tembus Rp 80 Juta, Apa Faktor Penopangnya?
Secara kumulatif, total nilai transaksi kripto di 2025 telah menembus Rp 276,45 triliun.
Jumlah investor juga terus bertambah. Per Juli 2025, OJK mencatat total 16,5 juta konsumen aset kripto, naik 4,11 persen dibandingkan Juni 2025 sebanyak 15,85 juta.
Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, capaian 2025 memang menunjukkan dinamika menarik.