Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerimaan Pajak Terkontraksi 4,4 Persen Pada September 2025, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 14/10/2025, 18:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penerimaan pajak hingga 30 September 2025 sebesar Rp 1.295,28 triliun.

Realisasi ini terkontraksi 4,4 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 1.354,86 triliun dan mencapai 62,4 persen terhadap outlook 2025 yang sebesar Rp 2.076,9 triliun.

"Kalau kita lihat angka neto tahun ini Rp 1.295,28 triliun. Ini masih di bawah dari angka penerimaan pajak neto tahun lalu Rp 1.354,86 triliun," ujar Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara saat Konferensi Pers APBN KiTa di kantornya, Jakarta, Selasa (14/10/202).

Baca juga: AS Keluhkan Lambatnya Restitusi Pajak di RI, Pemerintah Klaim Sudah Dipercepat

Suahasil mengatakan, penurunan penerimaan pajak pada periode ini akibat meningkatnya restitusi pajak. Restitusi pajak adalah pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang telah dibayarkan oleh wajib pajak kepada negara.

Meski menurunkan penerimaan negara, restitusi berdampak positif bagi perekonomian. Pasalnya uang restitusi yang dikembalikan negara kepada wajib pajak maupun pengusaha akan kembali beredar di masyarakat.

"Dan kita berharap bahwa dengan uang yang beredar di tengah-tengah perekonomian itu termasuk yang berasal dari restitusi pajak itu telah membantu gerak ekonomi kita selama ini," ucapnya.

Baca juga: DJP Percepat Proses Restitusi Pajak bagi WP OP Jadi 15 Hari Kerja

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, penurunan penerimaan pajak seiring dengan penurunan pajak penghasilan (PPh) Badan serta pajak pertambahan nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM).

Adapun realisasi neto PPh Badan hingga September kemarin sebesar Rp 215,10 triliun atau terkontraksi 9,4 persen dari tahun lalu. Sementara realisasi PPN dan PPnBM sebesar Rp 474,44 triliun atau terkontraksi 13,2 persen.

"Penurunan harga komoditas seperti batu bara dan sawit menyebabkan penerimaan PPh Badan dan PPN dalam negeri sedikit tertahan. Namun, sektor manufaktur dan jasa masih memberikan kontribusi positif terhadap penerimaan," jelas Purbaya.

Secara keseluruhan, realisasi pendapatan negara sebesar Rp 1.863,3 triliun mencapai 65 persen dari outlook yang sebesar Rp 2.865,5 triliun. Angka ini turun 7,2 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan negara ini terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.516,6 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 344,9 triliun.

Baca juga: Pemerintah Naikkan Batas Atas Restitusi Pajak Jadi Rp 5 Miliar

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Ekbis
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Energi
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
Ekbis
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Ekbis
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Ekbis
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
Ekbis
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau