Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daya Beli Lesu, Pengusaha Batik Sragen Bertahan dengan Inovasi Motif

Kompas.com - 31/10/2025, 05:39 WIB
Romensy Augustino,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

SRAGEN, KOMPAS.com – Lesunya daya beli masyarakat dalam beberapa tahun terakhir turut dirasakan oleh pengusaha batik tulis asal Sragen, Jawa Tengah, Wiwin Muji Lestari.

Di tengah situasi ekonomi yang penuh tantangan, pemilik butik Batik Nuri Lestari yang berlokasi di Kecamatan Masaran itu terus berinovasi dengan menciptakan berbagai motif batik baru agar usahanya tetap bertahan.

Setiap pekan, Wiwin selalu menghadirkan motif batik baru supaya konsumen tidak bosan.

“Tantangan sekarang kami harus selalu menciptakan motif batik baru sehingga pembeli tidak bosan. Strategi penjualannya tergantung pengusaha batiknya, bisa tidak menarik pembeli. Kalau kami setiap pembeli datang pasti ada motif baru yang disajikan. Kalau motifnya monoton ya pembeli jadi limbung,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (30/10/2025),

Baca juga: Masalah Setahun Selesai 5 Menit, Ini Cara Dedi Mulyadi Bantu Pengusaha Batik yang Diperas Rp 1,8 Miliar

Wiwin mengakui pasar batik saat ini sangat lesu, bahkan lebih lesu dibanding masa pandemi Covid-19.

Meski demikian, Wiwin melihat adanya tren positif dari kalangan muda yang kini mulai mengenakan batik dalam berbagai kegiatan, termasuk sebagai seragam instansi.

Ia menilai pasar tersebut akan menjaga eksistensi batik ke depan.

Semangat dari Kecintaan pada Batik

Semangat Wiwin untuk terus berinovasi lahir dari kecintaannya terhadap batik. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, ia sudah bergelut dengan dunia batik.

Usai pulang sekolah, Wiwin bekerja sebagai buruh batik. Tahun demi tahun ia jalani profesi itu hingga akhirnya muncul keinginan untuk memiliki usaha batik sendiri.

Kini, setelah 25 tahun berkecimpung di dunia batik, ribuan motif hasil modifikasi maupun ciptaan baru lahir dari tangannya.

Baca juga: Menenun Aksara di Kain: Semangat Veby Wibisana Hidupkan Batik Sunda

Karya-karyanya dibanderol dengan harga mulai Rp 350.000 hingga lebih dari Rp 20 juta.

“Harga batik tulis itu ada yang hanya Rp 350.000 tetapi juga ada yang sampai di atas Rp 20 juta,” jelasnya.

Menembus Pasar Internasional

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Lutfhi saat melihat hasil produksi batik di butik Batik Nuri Lestari, Kamis (30/10/2025)KOMPAS.com/Romensy Augustino Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Lutfhi saat melihat hasil produksi batik di butik Batik Nuri Lestari, Kamis (30/10/2025)

Produk Batik Nuri Lestari bahkan telah menembus pasar internasional, seperti Belanda, Malaysia, dan Singapura.

Namun, Wiwin mengaku tidak pernah menjual produknya secara online.

“Selama ini untuk pemasaran, saya masih menggunakan model offline. Saya mengakui bila masih gagap teknologi sehingga belum melakukan pendekatan pasar secara online,” ujar Wiwin.

Baca juga: Pesona Motif Wader Kesit di Banyuwangi Batik Festival 2025

Untuk mendukung produksinya, Wiwin memiliki 10 pekerja tetap di butiknya. Selain itu, ia juga bermitra dengan ratusan pembatik perempuan dengan sistem borongan.

“Perempuan bekerja itu tidak harus di batik tetapi disesuaikan dengan keahlian masing-masing. Saya selain membatik juga memiliki ternak ayam kampung. Pokoknya yang bisa menghasilkan uang dan halal, saya lakukan,” katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Gubernur Sumut Turun Tangan Mediasi ASN Viral, Presiden Prabowo Beri Atensi Langsung
Gubernur Sumut Turun Tangan Mediasi ASN Viral, Presiden Prabowo Beri Atensi Langsung
Kilas Daerah
Sekretariat Mahasiswa di Makassar Diteror Bom Molotov, Satu Orang Terluka
Sekretariat Mahasiswa di Makassar Diteror Bom Molotov, Satu Orang Terluka
Regional
Banjir Semarang Surut, Penanganan Disebut Dapat Apresiasi dari Wapres Gibran
Banjir Semarang Surut, Penanganan Disebut Dapat Apresiasi dari Wapres Gibran
Regional
Keraton Surakarta Terapkan Aturan Melayat Raja PB XIII: Perempuan Harus Pakai Rok Panjang
Keraton Surakarta Terapkan Aturan Melayat Raja PB XIII: Perempuan Harus Pakai Rok Panjang
Regional
Bupati Gunungkidul Ungkap Ada 100-an Siswa Diduga Keracunan MBG, Soroti SPPG Tak Ditutup
Bupati Gunungkidul Ungkap Ada 100-an Siswa Diduga Keracunan MBG, Soroti SPPG Tak Ditutup
Regional
Bonus Makanan Pemberian SPPG Diduga Penyebab Keracunan di Pesantren Sumbawa Barat
Bonus Makanan Pemberian SPPG Diduga Penyebab Keracunan di Pesantren Sumbawa Barat
Regional
Polisi Bunuh dan Perkosa Dosen Perempuan di Jambi, Mobil dan Motor Korban Ditemukan
Polisi Bunuh dan Perkosa Dosen Perempuan di Jambi, Mobil dan Motor Korban Ditemukan
Regional
Kematian Prada Lucky di Barak, Sidang Terus Ungkap Peran Para Atasan
Kematian Prada Lucky di Barak, Sidang Terus Ungkap Peran Para Atasan
Regional
Baru 1 Dapur MBG di Kota Magelang Kantongi SLHS, Dinkes: Yang Lain Hasil Lab Belum Bagus
Baru 1 Dapur MBG di Kota Magelang Kantongi SLHS, Dinkes: Yang Lain Hasil Lab Belum Bagus
Regional
Bunyikan Musik Terlalu Keras, Mertua dan Menantu di Gowa Tewas Ditikam Tetangga
Bunyikan Musik Terlalu Keras, Mertua dan Menantu di Gowa Tewas Ditikam Tetangga
Regional
Polisi Propam Pembunuh dan Pemerkosa Dosen di Jambi 'Ulet' Berkelit Saat Diperiksa
Polisi Propam Pembunuh dan Pemerkosa Dosen di Jambi "Ulet" Berkelit Saat Diperiksa
Regional
Ada Perbaikan Rel Kereta, Jalan Kaligawe Semarang Diberlakukan Buka Tutup 3 Hari
Ada Perbaikan Rel Kereta, Jalan Kaligawe Semarang Diberlakukan Buka Tutup 3 Hari
Regional
Dituduh Selingkuh dan Digugat Cerai, Pria Lampung Bunuh Mantan Istri dengan Sejumlah Tusukan
Dituduh Selingkuh dan Digugat Cerai, Pria Lampung Bunuh Mantan Istri dengan Sejumlah Tusukan
Regional
Raja Surakarta PB XIII Wafat, Keraton Yogyakarta Tiadakan Pentas dan Tak Menabuh Gamelan
Raja Surakarta PB XIII Wafat, Keraton Yogyakarta Tiadakan Pentas dan Tak Menabuh Gamelan
Regional
Ketika Asmara Berujung Polisi Propam Bunuh dan Perkosa Dosen di Muaro Bungo Jambi
Ketika Asmara Berujung Polisi Propam Bunuh dan Perkosa Dosen di Muaro Bungo Jambi
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau