Bank menyiapkan strategi sektor unggulan untuk percepat penyaluran kredit.
JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang akhir 2025, perbankan mulai berburu sektor andalan agar penyaluran kredit bisa tumbuh lebih kencang. Sejumlah bank menilai peluang pertumbuhan masih terbuka, terutama pada segmen properti, konsumer, ritel, dan sektor usaha tertentu yang dinilai mampu mendongkrak kinerja hingga akhir tahun.
Sekretaris Perusahaan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Wisnu Sunandar optimistis pembiayaan akan meningkat, seiring kebijakan dan stimulus pemerintah yang mendorong daya beli masyarakat.
Menurut dia, program seperti pembiayaan SAL, program Makan Bergizi Gratis, KPR FLPP, pembiayaan Koperasi Desa Merah Putih, dan KUR Syariah memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: OJK Blokir 27.395 Rekening Judi Online, Kredit Perbankan Tumbuh 7,56 Persen
Memasuki kuartal III 2025, BSI terus memacu ekspansi bisnis sesuai Rencana Bisnis Bank. Wisnu menyebut bank syariah terbesar di Indonesia ini mengakselerasi bisnis konsumer dan ritel.
“Segmen konsumer, ritel dan UMKM, pembiayaan berbasis payroll, bisnis Emas dan Islamic Ecosystem masih mendominasi pertumbuhan bisnis,” ujarnya, dikutip dari Kontan, Senin (13/10/2025) lalu.
Hingga Agustus 2025, pembiayaan BSI mencapai Rp 296 triliun dan tumbuh dobel digit secara tahunan. Ia berharap kinerja solid tetap terjaga hingga akhir tahun. Untuk menjaga kualitas pembiayaan, BSI memperkuat manajemen risiko. NPF gross tercatat di level 1,87 persen.
Baca juga: Kredit Perbankan Tumbuh 7,56 Persen pada Agustus 2025
Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Ramon Armando melihat peluang pertumbuhan dua digit masih terbuka. Per Agustus 2025, pertumbuhan kredit BTN baru mencapai 5,66 persen secara tahunan.
“Kami memaksimalkan tambahan kuota KPR subsidi yang diberikan pemerintah serta memperkuat pembiayaan ekosistem perumahan,” ujar Ramon.
BTN akan mempercepat penyaluran KPR subsidi, mengembangkan KPR nonsubsidi, serta mengakselerasi kredit komersial dan korporasi untuk pembiayaan konstruksi perumahan.
“Dengan strategi tersebut, meskipun waktu yang tersisa hanya tiga bulan, BTN tetap melihat ruang akselerasi pertumbuhan, khususnya melalui integrasi pembiayaan perumahan dengan dukungan sektor komersial dan korporasi,” tambahnya.
Meski bank sudah menyiapkan strategi, laju pertumbuhan kredit industri perbankan secara keseluruhan masih tertinggal dari target regulator.
Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 8 persen hingga 11 persen tahun ini. Namun, data sementara OJK per September 2025 menunjukkan kredit perbankan baru tumbuh 7,79 persen secara tahunan.
Baca juga: OJK Prediksi Penurunan Suku Bunga Kredit Perbankan Masih Berlanjut