Ilustrasi investasi.
"Bisnis-bisnis ini memang akan mengalami penurunan pendapatan, seperti yang selalu terjadi. Namun, sebagian besar perusahaan besar akan mencetak rekor laba baru 5, 10, dan 20 tahun mendatang," imbuh dia.
Pada titik terendah pasar saham bearish tahun 2007 hingga 2009, indeks saham S&P 500 telah mengalami kerugian lebih dari 50 persen. Investor panik dan menjual saham mereka karena takut keadaan akan semakin buruk.
Jadi, Buffett menjadi serakah dan mengalihkan portofolio investasi pribadinya yang didominasi obligasi ke saham-saham AS.
Benar saja, seiring waktu, bisnis-bisnis AS kembali menguntungkan, dan saham-saham naik ke level tertinggi baru.
Baca juga: Tips Warren Buffett untuk Kelas Menengah: Utamakan Menabung Sebelum Belanja
Yang jelas, investor belum panik. Namun, jika keadaan memburuk, mereka yang mengikuti strategi Buffett akan terus membeli saham secara konsisten, meskipun berita utama mulai memburuk
Lagipula, investor pernah mengalami situasi seperti ini sebelumnya, dan akhirnya makmur.
"Dalam jangka panjang, berita pasar saham akan baik," tulis Buffett pada tahun 2008.
"Pada abad ke-20, Amerika Serikat mengalami dua perang dunia dan konflik militer traumatis dan mahal lainnya: Depresi Besar, sekitar selusin resesi dan kepanikan keuangan, guncangan harga minyak, epidemi flu; dan pengunduran diri presiden yang dipermalukan. Namun, (indeks) Dow Jones naik dari 66 menjadi 11.497," jelas dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang