Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Purbaya Kritik Kualitas Coretax: Programmer LG Disebut Setara Lulusan SMA

Kompas.com - 26/10/2025, 12:09 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti kualitas sistem administrasi perpajakan Coretax yang dikelola konsorsium LG CNS–Qualysoft. Ia mengungkap, para programmer dari pihak LG diduga hanya lulusan sekolah menengah atas (SMA).

Kritik ini menjadi sorotan karena proyek senilai Rp 1,228 triliun itu diharapkan menjadi tulang punggung digitalisasi pajak Indonesia.

Purbaya menjelaskan, hasil pemeriksaan tim Kementerian Keuangan menemukan sejumlah masalah teknis pada sistem Coretax.

Baca juga: Purbaya Akui Salah Target, Perbaikan Coretax Tersendat karena Kontrak

Ia menyebut, dari analisis terhadap kode sumber (source code), kemampuan teknis programmer LG dinilai tidak sepadan dengan kompleksitas proyek.

“Begitu mereka dapat source codenya, dilihat sama orang saya, dia bilang, ‘wah ini programmer tingkat baru lulusan SMA’. Jadi yang dikasih ke kita bukan orang jago-jagonya kelihatannya,” ujar Purbaya di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Purbaya menyindir bahwa Indonesia kerap “dikibuli” pihak asing dalam proyek teknologi.

“Begitu asing, wah, apalagi K-pop. Tapi di bidang programmer beda ya. Di film sama di nyanyi dan program itu beda,” katanya.

Coretax Bermasalah Sejak Awal Penggunaan

Sistem Coretax merupakan proyek modernisasi administrasi pajak yang dikembangkan sejak empat tahun lalu.

Namun, sejak mulai digunakan, pengguna mengeluhkan berbagai gangguan teknis, seperti gagal login, halaman kosong (blank), waktu akses habis (timeout), hingga data pajak yang salah arah (session nyasar).

Baca juga: Menkeu Purbaya Ungkap Peretasan Coretax, Keamanan Siber Kini Ditingkatkan

Menurut Purbaya, sebagian besar masalah kritis kini mulai tertangani. “Problem teknis yang selama ini sering dialami pengguna sehingga tidak bisa bekerja sudah cukup banyak teratasi, sesuai target awal,” ujarnya.

Meski begitu, ia mengakui waktu satu bulan tidak cukup untuk memperbaiki sistem sebesar Coretax. “Perbaikan sekarang semacam P3K, fokus untuk pengguna aktif yang sangat tergantung sistem ini,” kata Purbaya.

Evaluasi Empat Aspek Coretax

Dalam evaluasinya, Kemenkeu menyoroti empat aspek utama perbaikan Coretax:

  • Problem kritis pengguna, seperti gangguan login dan upload dokumen pajak.
  • Aplikasi, yang dinilai perlu perombakan menyeluruh agar stabil dan efisien.
  • Keamanan dan infrastruktur, yang dinilai terlalu rumit dan mahal, perlu disederhanakan dengan teknologi terbaru.
  • Aspek nonteknis, terutama ketergantungan pengelolaan sistem terhadap pihak asing.

Security yang terlalu overkill, mahal, dan ribet, tapi banyak obsolete dan tidak perlu. Perlu diperbarui dengan teknologi terbaru dan juga disederhanakan,” jelas Purbaya.

Baca juga: Purbaya Ungkap Sistem Coretax Sempat Dibobol, Data Dijual di Luar Negeri

Respons LG Dinilai Lambat

Purbaya juga menyoroti lambatnya respons pihak LG terhadap keluhan pengguna. Meski beberapa perbaikan (patch) telah dilakukan, kecepatan tanggapan dinilai masih jauh dari harapan.

“Sebelumnya LG itu kalau ditanya, enggak peduli. Ditanya di sana cuek dan responnya lama. Sekarang mereka sudah lebih cepat, walaupun masih lambat,” ujarnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Ekbis
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Energi
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
Ekbis
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Ekbis
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Ekbis
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
Ekbis
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau