Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Menurun, Pengunjung KBS Kembali Normal Usai Gejolak Massa Aksi

Kompas.com - 05/09/2025, 15:36 WIB
Izzatun Najibah,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kebun Binatang Surabaya (KBS) mengalami penurunan jumlah pengunjung akibat kericuhan massa aksi yang terjadi pada Minggu (31/8/2025).

Namun, situasi kini telah kembali normal.

Pada periode 29-31 Agustus 2025, kericuhan terjadi saat massa aksi menyampaikan aspirasi dan solidaritas untuk driver ojek online (ojol) Affan Kurniawan di sejumlah kota, termasuk Surabaya.

Sekelompok orang tak dikenal merusak dan membakar fasilitas umum, termasuk pos polisi yang tersebar di berbagai titik di Kota Pahlawan.

Pos polisi yang terletak di sisi Timur KBS juga menjadi sasaran, dirusak dan dibakar.

Baca juga: 17 Agustus, Pengunjung Bernama Agus dan Lansia Gratis Masuk KBS

Para pelaku sempat menutup Jalan Raya Surabaya-Malang pada 29 dan 30 Agustus 2025.

Kepala Seksi Humas KBS, Lintang Ratri Sunarwidhi, mengungkapkan bahwa pada hari Minggu (31/8/2025), jumlah pengunjung untuk melihat satwa mengalami penurunan.

"Hari Minggu lalu sekitar 4.000-an. Sekarang sudah 5.000-an," kata Lintang saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/9/2025).

Meskipun mengalami penurunan, Lintang memastikan bahwa jumlah pengunjung kini sudah berangsur normal.

Terlihat, pada pukul 10.00 WIB, pengunjung KBS mulai berdatangan untuk berlibur.

"Untuk satu dua hari yang lalu memang ada sedikit penurunan pengunjung, namun telah kembali normal," terangnya.

Baca juga: Cari Sosok untuk Dirut KBS, Eri Cahyadi: Harus Inovatif, Saya Tidak Ingin yang Biasa Saja

Namun, Lintang tidak dapat memastikan bahwa penurunan pengunjung beberapa hari lalu disebabkan kericuhan massa aksi.

"Kami tidak bisa bilang itu karena kericuhan, tapi bisa jadi masih bulan Agustus di kampung banyak kegiatan Agustusan juga," tegasnya.

Untuk menjamin kenyamanan dan keamanan pengunjung, pihak KBS telah meningkatkan penjagaan, terutama pada momen-momen hari besar dan libur panjang.

"Peningkatan penjagaan memang selalu dilakukan pada saat hari besar dan libur. Tapi secara umum kami yakin pemerintah melakukan hal tersebut di mana tempat-tempat yang patut dijaga," pungkasnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Minta Maaf Usai Bunuh dan Mutilasi Kekasihnya di Kos Surabaya, Alvi: Saya Emosi
Minta Maaf Usai Bunuh dan Mutilasi Kekasihnya di Kos Surabaya, Alvi: Saya Emosi
Surabaya
Pengakuan Pelaku Mutilasi yang Pernah Jadi Jagal Hewan: Anaknya Temperamen, Puncaknya, Saya Dikunci di Kamar
Pengakuan Pelaku Mutilasi yang Pernah Jadi Jagal Hewan: Anaknya Temperamen, Puncaknya, Saya Dikunci di Kamar
Surabaya
Pemkot Madiun Gratiskan PBB Warga di Bawah Rp 25.000 Mulai 2026
Pemkot Madiun Gratiskan PBB Warga di Bawah Rp 25.000 Mulai 2026
Surabaya
Terungkap, Motif Alvi Mutilasi Kekasih yang Tinggal Bersamanya di Indekos
Terungkap, Motif Alvi Mutilasi Kekasih yang Tinggal Bersamanya di Indekos
Surabaya
Pelaku Mutilasi Kekasih Mojokerto Pernah Jadi Jagal Hewan
Pelaku Mutilasi Kekasih Mojokerto Pernah Jadi Jagal Hewan
Surabaya
Pelaku Mutilasi di Surabaya Ditangkap, Barang Bukti Senjata Tajam Disita
Pelaku Mutilasi di Surabaya Ditangkap, Barang Bukti Senjata Tajam Disita
Surabaya
Sudah Sepekan Polisi Kesulitan Cari Ibu Bayi Syifa yang Ditemukan Tewas di Lemari Kamar Kos
Sudah Sepekan Polisi Kesulitan Cari Ibu Bayi Syifa yang Ditemukan Tewas di Lemari Kamar Kos
Surabaya
Bocah Korban Serangan Monyet Liar Keluar Rumah Sakit, Keluarga Masih Trauma
Bocah Korban Serangan Monyet Liar Keluar Rumah Sakit, Keluarga Masih Trauma
Surabaya
Gunung Semeru 4 Kali Erupsi Beruntun pada Senin Pagi, Letusan Asap 800 Meter
Gunung Semeru 4 Kali Erupsi Beruntun pada Senin Pagi, Letusan Asap 800 Meter
Surabaya
Kronologi Pembunuhan dan Mutilasi Korban yang Ditemukan di Pacet Mojokerto
Kronologi Pembunuhan dan Mutilasi Korban yang Ditemukan di Pacet Mojokerto
Surabaya
Potongan Tubuh Korban Mutilasi di Pacet Berjumlah Ratusan, Kepala Masih Disimpan di Belakang Lemari
Potongan Tubuh Korban Mutilasi di Pacet Berjumlah Ratusan, Kepala Masih Disimpan di Belakang Lemari
Surabaya
Karena Asmara dan Sakit Hati, Pelaku Mutilasi Tubuh Kekasih Jadi Ratusan Bagian
Karena Asmara dan Sakit Hati, Pelaku Mutilasi Tubuh Kekasih Jadi Ratusan Bagian
Surabaya
Batal Launching, Puluhan Siswa SR di Bangkalan Tak Kunjung Sekolah
Batal Launching, Puluhan Siswa SR di Bangkalan Tak Kunjung Sekolah
Surabaya
Ayah Syifa Ungkap Sikap Istri Sebelum Anaknya Ditemukan Tewas di Lemari Kamar Kos
Ayah Syifa Ungkap Sikap Istri Sebelum Anaknya Ditemukan Tewas di Lemari Kamar Kos
Surabaya
Gembrungan, Nada Sholawat Warisan Leluhur di Desa Sambirobyong Magetan yang Terancam Punah
Gembrungan, Nada Sholawat Warisan Leluhur di Desa Sambirobyong Magetan yang Terancam Punah
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau