JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki dunia kerja untuk pertama kalinya bukan hal yang mudah dilakukan.
Namun, Gen Z memulai karier mereka di masa disrupsi besar, menghadapi persaingan yang lebih ketat untuk mendapatkan pekerjaan, perubahan teknologi, dan jalur pertumbuhan karier yang tidak pasti.
Dikutip dari laman resmi Forum Ekonomi Dunia (WEF), Kamis (25/9/2025), penelitian terbaru Randstad menunjukkan bahwa meskipun tingkat kelangkaan talenta meningkat, terdapat penurunan yang stabil dalam pekerjaan tingkat pemula di berbagai sektor.
Baca juga: Drama Gen Z di Kantor: Baru 2 Hari Kerja Langsung Izin Sakit, Lalu Kirim Surat Resign Ditulis Tangan
Ilustrasi pegawai.Temuan ini berdasarkan survei terhadap 11.250 talenta dan analisis terhadap 126 juta lowongan pekerjaan di seluruh dunia.
Data tersebut menggambarkan Gen Z sebagai generasi yang penuh tekad sekaligus bingung. Perusahaan perlu menata ulang jalur karier jika mereka ingin menginspirasi dan mempertahankan pekerja muda.
Inti dari tantangan yang dihadapi talenta Gen Z adalah menurunnya posisi pekerjaan yang tersedia.
Analisis Randstad menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan tingkat pemula global telah turun sebesar 29 poin persentase sejak Januari 2024.
Baca juga: Jebakan Struktural Job Hugging pada Gen Z
Hal ini mengakibatkan persaingan yang lebih ketat, dan akibatnya, Gen Z tampaknya menerima peluang yang tidak sesuai dengan ambisi jangka panjang mereka.
Bahkan, hampir setengahnya mengatakan bahwa pekerjaan mereka saat ini tidak sejalan dengan karier impian mereka.