Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FILONOMICS: Ledakan Utang Paylater di Tengah Ekonomi Lesu

Kompas.com - 04/10/2025, 07:07 WIB
Yoga Sukmana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena utang konsumtif di kalangan anak muda kembali menjadi sorotan. Program Filonomics di Youtube Kompas.com mengulasnya dalam episode terbaru bertajuk “Ledakan Utang Paylater di Tengah Ekonomi Lesu”.

Episode Filonomics ini mengangkat peringatan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa agar generasi muda tidak mengandalkan utang hanya demi gaya hidup dan belanja FOMO.

Namun, data menunjukkan kenyataan yang berbeda. Total utang pinjol dan paylater di Indonesia kini sudah menembus Rp 100 triliun.

Baca juga: FILONOMICS: Akankah Gebrakan Purbaya Bikin Tembok Kredit Mahal Runtuh?

Lonjakan Paylater vs Kredit Bank

Filonomics memotret data terbaru industri keuangan digital. Pada Juli 2024, nilai utang pinjol tercatat sekitar Rp 69 triliun dan kini naik menjadi Rp 84 triliun, atau tumbuh lebih dari 20 persen dalam setahun. Pertumbuhan paylater bahkan lebih pesat dari Rp 25 triliun menjadi Rp 32 triliun, naik hampir 30 persen.

Sebagai perbandingan, kredit konsumsi di bank periode yang sama hanya tumbuh 3 persen. Fenomena ini menandakan preferensi masyarakat terhadap layanan keuangan instan yang lebih mudah diakses dibanding kartu kredit.

“Approval paylater jauh lebih cepat dan tidak membutuhkan dokumen kompleks seperti slip gaji,” ujar Direktur Ekonomi Digital CELIOS, Nailul Huda, yang dikutip dalam tayangan.

Episode ini juga mengangkat sisi lain dari lonjakan utang. Menurut Direktur Riset CORE, Etika Karyani Suwondo, meningkatnya penggunaan paylater mencerminkan daya beli masyarakat yang tertekan. Banyak orang kini bukan hanya berutang untuk barang sekunder, tapi juga kebutuhan primer.

Data Pefindo menunjukkan jumlah debitur paylater per Februari 2025 sudah mencapai 17 juta orang, mayoritas dari kalangan milenial dan Gen Z. Paylater banyak dipakai untuk transaksi e-commerce, QRIS, hingga pembelian tiket dan hotel.

Di sisi lain, survei Bank Indonesia mengungkap melemahnya kondisi keuangan rumah tangga. Pengeluaran untuk membayar cicilan kian membesar, sementara belanja kebutuhan sehari-hari justru menurun.

Baca juga: FILONOMICS: Gimana Caranya Indonesia Lepas dari Impor Pangan?

Fitur paylater kian digemari masyarakat. DOK.Shuttertsock Fitur paylater kian digemari masyarakat.

Pertanyaan Besar

Filonomics tak hanya membahas Indonesia. Program ini menyoroti tren serupa di Amerika Serikat, di mana nilai utang paylater melesat dari USD 2 miliar pada 2019 menjadi USD 24 miliar pada 2021. Akses mudah dan cicilan tanpa biaya membuat paylater menjadi primadona anak muda di sana.

Namun, kemudahan ini memunculkan kekhawatiran. Beberapa analis menyamakan gejala ini dengan awal mula krisis keuangan 2008, ketika bubble kredit perumahan pecah dan mengguncang sistem keuangan global.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) disebut tengah menyiapkan aturan baru terkait paylater. Mulai 1 Januari 2027, penggunaan paylater hanya diperbolehkan bagi masyarakat berusia minimal 18 tahun dengan pendapatan minimal Rp3 juta per bulan.

Selain regulasi, pemain industri seperti Akulaku juga disebut melakukan edukasi dan penyaringan nasabah berdasarkan perilaku konsumsi untuk menekan risiko gagal bayar.

Di akhir episode, Filonomics mengajak penonton merenung apakah ledakan utang paylater ini sekadar cerminan gaya hidup konsumtif, atau justru tanda rapuhnya ekonomi rumah tangga di tengah kondisi makro yang lesu?

“Paylater bisa jadi solusi jangka pendek, tapi kalau tak dikelola dengan bijak justru menjadi jebakan utang,” demikian salah satu pesan utama yang diangkat.

Episode Filonomics: Ledakan Utang Paylater di Tengah Ekonomi Lesu sudah tayang dan bisa ditonton di kanal YouTube Kompas.com, menghadirkan data, analisis, dan pandangan para pakar.

Baca juga: FILONOMICS: Prabowo Pilih Purbaya, Bayang-bayang Sri Mulyani Sirna?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Ekbis
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Energi
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
Ekbis
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Ekbis
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Ekbis
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
Ekbis
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau