JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penyaluran dana pemerintah sebesar Rp200 triliun oleh bank-bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) pada 12–30 September 2025 telah mencapai Rp112,4 triliun atau 56 persen.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, dana tersebut telah disalurkan dalam bentuk kredit produktif ke sektor riil. Dampaknya mulai terlihat pada konsumsi, investasi, dan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Yang diserap telah disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit produktif. Artinya lebih dari separuh dana yang ditempatkan sudah bekerja untuk menopang konsumsi, investasi, dan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Purbaya dalam Konferensi Pers APBN KiTa di Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Baca juga: Apa Itu Family Office yang Dicetuskan Luhut dan Ditolak Purbaya Pakai Dana APBN?
Berikut dampak penempatan dana pemerintah yang mulai terlihat di perekonomian:
Penempatan dana di bank bertujuan menambah likuiditas agar penyaluran kredit meningkat. Data Agustus 2025 menunjukkan kredit perbankan tumbuh 7,6 persen.
Meski data terbaru belum dirilis, Purbaya memperkirakan pertumbuhan kredit akhir September lebih tinggi karena adanya tambahan dana Rp200 triliun.
“Pemerintah menempatkan Rp200 triliun kas negara di Himbara untuk memastikan likuiditas ekonomi tetap terjaga. Dengan tingkat bunga rendah, langkah ini mampu mendorong pertumbuhan kredit yang lebih agresif,” katanya.
Baca juga: Digugat Soal PPh Uang Pensiun dan Pesangon, Purbaya: Kita Jangan Sampai Kalah
Menurut Purbaya, angka itu belum ideal karena target pertumbuhan uang primer mencapai 20 persen. Namun kenaikan ini tetap positif karena menunjukkan peredaran uang yang lebih longgar di perekonomian.
“Itu menunjukkan uang di sistem perekonomian memang bertambah dengan signifikan. Jadi seharusnya ke depan ekonominya akan tumbuh juga,” ujarnya.