JAKARTA, KOMPAS.com – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel melaporkan laba bersih sebesar Rp 1,54 triliun hingga kuartal III 2025.
Laba bersih MTEL ditopang efisiensi operasional serta optimalisasi portofolio bisnis menara dan fiber.
Pendapatan Mitratel tercatat sebesar Rp 6,88 triliun, atau tumbuh 0,9 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) setelah dinormalisasi.
Baca juga: Sambut Era 5G, Mitratel (MTEL) Fokus Perluas Infrastruktur dan Energi Terbarukan
Site menara telekomunikasi atau BTS Mitratel di Bukit Tengah, Klungkung, Bali yang gunakan power hybrid dengan penambahan solar panel. Dari sisi profitabilitas, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) naik 1,8 persen (YoY) menjadi Rp 5,77 triliun, dengan margin EBITDA mencapai 83,8 persen.
Biaya operasional (cost of expense/COE) juga berhasil ditekan 3,4 persen YoY menjadi Rp 1,11 triliun.
Upaya efisiensi ini turut memperkuat margin laba bersih (net income margin/NIM) yang mencapai 22,4 persen.
Normalisasi pendapatan dilakukan karena akuisisi UMT pada Desember 2024 yang secara akuntansi dibukukan sejak awal Januari 2024.
Baca juga: RUPLSB Mitratel (MTEL) Setujui Buyback Saham Rp 1 Triliun dan Angkat Komisaris Baru
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, mengatakan capaian tersebut mencerminkan ketahanan dan adaptabilitas perusahaan di tengah dinamika industri telekomunikasi.
“Pencapaian ini menunjukkan komitmen Mitratel untuk terus tumbuh secara berkelanjutan melalui efisiensi operasional, ekspansi infrastruktur digital, dan peningkatan nilai tambah bagi pelanggan. Kami berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan pendapatan serta memperkuat profitabilitas dan daya saing di seluruh lini bisnis,” ujar Theodorus dalam keterangan tertulis, Rabu (29/10/2025).
Kontribusi terbesar pendapatan Mitratel masih berasal dari bisnis menara kepemilikan sendiri (tower owned) yang menyumbang 82,7 persen dari total pendapatan atau sekitar Rp 5,69 triliun, naik 0,4 persen (YoY).