Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Cara Mengusir Kamitetep yang Banyak Bermunculan di Musim Hujan

Kompas.com - 01/11/2025, 17:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kamitetep atau yang dikenal sebagai ulat dinding, merupakan serangga kecil yang sering ditemukan menempel di dinding rumah.

Meskipun ukurannya kecil, keberadaannya dapat menimbulkan iritasi dan gatal-gatal pada kulit akibat bulu halusnya yang bersifat racun.

Dosen Departemen Biologi FMIPA Universitas Indonesia (UI), Dr. Ratna Yuniati mengatakan, terdapat tanda-tanda yang terlihat pada kulit jika seseorang bersentuhan dengan kamitetep.

“Tanda pada kulit jika terkena kamitetep bisa berupa ruam atau bintik kemerahan yang terasa gatal,” ujarnya kepada Kompas.com (10/7/2025).

Ia menambahkan, bagi sebagian orang dengan kulit sensitif, reaksi yang muncul dapat berupa alergi ringan, iritasi, atau pembengkakan.

Selain menimbulkan gangguan kesehatan, serangga ini juga menjadi sumber ketidaknyamanan bagi penghuni rumah. Sebab, kamitetep dapat merusak pakaian dan perabotan rumah tangga.

Untuk mengatasinya, penting mengetahui cara penanganan yang tepat agar tidak menimbulkan masalah berulang.

Baca juga: Terkena Bulu Halus Kamitetep yang Bikin Gatal, Haruskah Diangkat Pakai Selotip?


Cara mengusir kamitetep dari rumah

Ratna mengatakan, kamitetep umumnya muncul pada musim hujan atau awal musim penghujan.

“Pada musim hujan, kondisi lembap sangat mendukung perkembangan larva serta kelangsungan hidup kantung mereka,” kata dia.

Kelembapan tinggi juga menyebabkan debu, rambut, dan serpihan organik menumpuk di sudut-sudut rumah, bahan yang menjadi sumber makanan bagi larva kamitetep.

Selain itu, pada musim hujan rumah cenderung lebih tertutup sehingga ventilasi kurang optimal, menjadikannya tempat ideal bagi kamitetep untuk berkembang biak.

“Sementara pada musim kemarau, aktivitas kamitetep bisa menurun karena udara kering dan suhu yang lebih panas dapat menghambat perkembangan larva atau membuat kantungnya mengering,” imbuhnya.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kamitetep lebih sering muncul pada musim penghujan di Indonesia.

Baca juga: Apa Itu Kamitetep dan Apakah Mereka Menggigit Manusia? Ini Kata Pakar UGM

Untuk itu, berikut beberapa cara mengusir kamitetep dari rumah:

1. Membersihkan lingkungan rumah

Ratna mengungkapkan, cara mengusir kamitetep adalah dengan membersihkan lingkungan secara menyeluruh. Ini karena kamitetep menyukai tempat yang kotor dan lembap.

“Jangan hanya membersihkan yang ada ngengatnya saja, tapi lingkungan sekitarnya juga harus dibersihkan,” ucapnya.

Ia menyarankan untuk menyapu dan mengepel rumah secara rutin, terutama di area seperti pojok kamar, bawah tempat tidur, lemari, dan gudang.

“Vakum karpet dan lantai untuk menghilangkan rambut rontok, debu, dan serpihan kulit mati, itu makanan larva kamitetep,” kata Ratna.

2. Jaga kelembapan rumah

Kamitetep menyukai tempat yang kotor dan lembap. Rutin menyapu, mengepel, serta membersihkan debu dan sarang laba-laba penting untuk mencegah perkembangbiakannya.

“Buka jendela setiap hari agar ruangan tidak terlalu lembap,” kata Ratna.

Jika udara terasa terlalu lembap, ia menyarankan penggunaan dehumidifier atau kipas angin agar sirkulasi udara lancar. Udara yang kering akan menghambat pertumbuhan larva kamitetep.

Selain itu, membersihkan kamar mandi dan dapur secara rutin juga penting karena kedua ruangan ini biasanya lebih lembap.

Ia juga menekankan agar tidak membiarkan pakaian kotor menumpuk terlalu lama, karena dapat menjadi tempat bersarang bagi larva kamitetep.

Baca juga: Dosen UI Ungkap Cara Mengusir Kamitetep yang Bikin Kulit Gatal-gatal

3. Menggunakan kapur barus di lemari

Aroma kuat kapur barus tidak disukai kamitetep. Letakkan di lemari dan ganti secara berkala agar efektivitasnya terjaga.

“Gunakan kapur barus atau kamper. Aromanya bisa membantu mengusir ngengat yang ada dalam kulit kamitetep sekaligus menjaga kesegaran lemari dan gudang,” jelas Ratna.

4. Menanam tanaman pengusir serangga

Beberapa tanaman seperti rosemary, lavender, dan serai memiliki aroma yang tidak disukai kamitetep, dikutip dari Antara.

Menanam tanaman-tanaman ini di sekitar rumah dapat membantu mengusir kamitetep secara alami.

5. Membuang kayu busuk dan barang tidak terpakai

Kayu busuk dan tumpukan barang lama bisa menjadi tempat berkembang biak. Bersihkan secara rutin agar tidak menjadi sarang serangga.

Baca juga: 5 Cara Mengobati Penyakit Kulit akibat Kamitetep

6. Menutup ventilasi dengan kawat nyamuk

Menutup ventilasi dengan kawat nyamuk dapat mencegah masuknya kamitetep ke dalam rumah. Pastikan kawat nyamuk terpasang dengan baik dan tidak ada celah yang dapat dilalui serangga.

7. Menyemprot larutan air sabun

Campuran air dan sabun efektif membunuh kamitetep karena merusak lapisan pelindung tubuhnya, menyebabkan dehidrasi dan kematian.

8. Menggunakan minyak neem (nimba)

Minyak neem adalah insektisida alami yang dapat mengusir berbagai serangga, termasuk kamitetep. Campurkan dengan air dan semprotkan pada area yang sering menjadi sarang.

Jika cara membasmi kamitetep di atas tidak berhasil, Anda dapat menggunakan pestisida untuk membasmi kamitetep.

Pestisida diketahui merupakan bahan yang cukup ampuh untuk mengusir serangga seperti kamitetep.

Baca juga: 6 Cara Mudah dan Ampuh Menghilangkan Kamitetep di Rumah

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Warganet Pertanyakan Reaktivasi Jalur KA Purwokerto–Wonosobo, Ini Tanggapan KAI
Warganet Pertanyakan Reaktivasi Jalur KA Purwokerto–Wonosobo, Ini Tanggapan KAI
Tren
Mengenal QRIS Tap, Apa Bedanya dengan QRIS Biasa?
Mengenal QRIS Tap, Apa Bedanya dengan QRIS Biasa?
Tren
Kronologi Pemuda Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga Usai Dilarang Tidur Dini Hari
Kronologi Pemuda Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga Usai Dilarang Tidur Dini Hari
Tren
5 Transportasi Umum di Jabodetabek yang Bisa Pakai QRIS Tap
5 Transportasi Umum di Jabodetabek yang Bisa Pakai QRIS Tap
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau