Baca juga: Investasi yang Dilakukan Orang Kaya agar Tak Terjebak di Kelas Menengah
Ilustrasi investasi.
Meskipun bijaksana untuk menyadari risiko, Johnson menemukan bahwa orang-orang bisa terlalu menghindari risiko dalam investasi.
“Kesalahan finansial dimulai sejak dini, dan kesalahan finansial terbesar yang dilakukan orang adalah mengambil risiko terlalu kecil, bukan terlalu besar. Sayangnya, banyak orang mengalokasikan tabungan pensiun ke reksa dana pasar uang atau obligasi berisiko rendah," tutur Johnson.
Cara paling pasti untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang adalah berinvestasi dalam portofolio saham umum yang terdiversifikasi, ujarnya.
Mereka yang memiliki jangka panjang memiliki lebih banyak waktu untuk mengambil risiko yang lebih besar.
Baca juga: Tips Warren Buffett untuk Kelas Menengah: Utamakan Menabung Sebelum Belanja
“Di awal masa kerja mereka, orang-orang sebaiknya mulai berinvestasi dalam reksa dana saham yang terdiversifikasi dan berbiaya rendah, lalu terus berinvestasi secara konsisten, baik saat pasar sedang naik, turun, maupun stagnan," saran Johnson.
Dikenal sebagai dollar cost averaging (DCA), menempatkan uang secara konsisten ke dalam reksa dana saham seperti itu adalah strategi seumur hidup yang hebat, ujarnya.
"Banyak orang berpikir bahwa mereka dapat menghindari penurunan pasar dengan memindahkan uang masuk dan keluar pasar pada saat-saat penting," kata Johnson.
Ia mengatakan hal ini hampir mustahil, atau setidaknya, jarang ada orang yang berhasil dan konsisten melakukannya.
Baca juga: 5 Pola Pikir yang Bedakan Orang Kaya dan Kelas Menengah
Sekali lagi, katanya, cara terbaik untuk melawan kecenderungan ini adalah dengan mempraktikkan DCA dalam investasi.