Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Karyawan Tak Terjebak "Job Hugging", Kemenaker: Kurang Bagus Buat Karir

Kompas.com - 26/09/2025, 19:39 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Pasar Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Surya Lukita menyarankan para karyawan tidak terjebak dalam fenomena job hugging atau bertahan di satu pekerjaan demi rasa aman.

Menurutnya, job hugging tidak bagus untuk perkembangan karier individu.

Di sisi lain, Surya mengungkap ada banyak peluang kerja yang bisa dicoba jika karyawan mau berpindah pekerjaan.

"Sekarang kita bisa lihat lowongan itu banyak. Tinggal dilihat di Karir Hub. Insya Allah kami akan tampilkan lebih banyak lowongan," ujar Surya dalam media briefing di Kantor Pusat Pasar Kerja Kemenaker, Jakarta, Jumat (26/9/2025).

Baca juga: Saran Kemenaker Buat Gen Z yang Cari Kerja

"Ini biar tadi mendorong biar jangan terlalu job hugging lah. Soalnya kurang bagus juga buat karier sebenarnya," lanjutnya.

Meski begitu, Surya mengakui jika job hugging sudah menjadi karakter orang Indonesia sejak lama.

Orang cenderung enggan berpindah kerja karena sudah punya satu pekerjaan dengan penghasilan yang pasti.

Hanya saja, sikap masyarakat di kota besar masih relatif dinamis.

"Kalau di kota besar ya kayak di Jakarta itu sudah mulai (dinamis). Soalnya kalau kita berpindah kan karier meningkat. Biasanya ya (karena) ada opportunity yang lebih bagus," kata Surya. "Memang kalau di sektor swasta itu bagusnya pindah. Cuma ya ada ketakutan ya tadi (ketidakpastian), makanya pada stay di job atau jabatannya sekarang," tambah Surya.

Diberitakan sebelumnya, fenomena job hugging saat ini semakin terasa di banyak perusahaan.

Fenomena tersebut muncul setelah pasar tenaga kerja melambat dan kekhawatiran terkait kondisi ekonomi meningkat.

"Tren PHK yang muncul setelah masa pemulihan dari periode Covid 2020, justru memperparah kurangnya keamanan di pasar kerja yang sudah terdampak," kata Jennifer Schielke, CEO dan salah satu pendiri Summit Group Solutions, dilansir dari Forbes, Jumat (19/9/2025).

Ia juga mengatakan bahwa job hugging menciptakan ilusi loyalitas, tapi sebenarnya stagnasi.

Menurut Bryan Robinson, Ph.D, banyak pekerja, terutama generasi Z, memilih bertahan bukan karena merasa berkembang, melainkan demi keamanan finansial.

Lonjakan harga, gelombang PHK, dan ketidakpastian ekonomi membuat banyak orang khawatir kehilangan penghasilan.

Baca juga: Jebakan Struktural Job Hugging pada Gen Z

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Ekbis
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Energi
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
Ekbis
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Ekbis
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Ekbis
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
Ekbis
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau