Ilustrasi industri tekstil. Fokus dari pameran tahun ini yakni peningkatan efisiensi pada industri tekstil, optimalisasi target penggunaan sumber daya dan pengurangan ketergantungan atas rantai pasok yang mudah berubah.
Sehingga adanya teknologi baru bisa menyederhanakan operasi pemrosesan di tengah keterbatasan anggaran dan penurunan permintaan pelanggan.
Baca juga: Gelombang PHK di Industri Tekstil, Pengusaha Didorong Cari Solusi Bersama
"Inovasi teknologi adalah kunci menuju kelangsungan hidup masa depan dari manufaktur pakaian dan prosesor tekstil teknikal," tutur Straub.
"Di Texprocess 2026, peserta pameran akan menentukan tren yang signifikan untuk masa mendatang, membantu memperkuat daya saing pelanggannya, khususnya di masa geopolitik yang sulit seperti saat ini," tambahnya.
Sebanyak lebih dari 200 peserta pameran dari 24 negara saat ini sudah terdaftar sebagai peserta pameran Texprocess.
Ratusan peserta itu terdiri dari berbagai perusahaan besar tekstil dan teknologi pertekstilan.
Di antaranya Barusan (Jepang), Macpi (Italia), Coats Group (Inggris), Valvan (Belgia) dan Sheffield Cutting Equipment (AS).
Dari Jerman sendiri ada banyak perusahaan tekstil yang sudah terdaftar, antara lain Humanetics Digital Europe, Zund, Veit dan Kornit Digital Europe.
Peserta pameran yang akan datang terdiri dari peserta baru dan peserta lama.
Straub melanjutkan, Texprocess 2026 akan akan digelar bersamaan dengan pameran Techtextil yang diadakan di lokasi yang berdekatan.
Baca juga: Perdagangan Bebas Indonesia-Kanada Berlaku, Tarif 0 Persen untuk Tekstil sampai Walet
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya